Perbedaan candi Hindu dan candi Budha dapat di lihat dari bentuk dasar sampai atap candi. Kedua candi tersebut merupakan candi yang ada di Indonesia dan tersebar di hampir seluruh Pulau Jawa dan Bali.
Candi merupakan bangunan bersejarah yang dibangun sebagai simbol agama, budaya, dan peradaban pada masa itu.
Pada umumnya candi digunakan oleh masyarakat sebagai tempat pemujaan dewa dan dewi pemeluk agama Hindu dan Budha. Selain itu candi juga dapat dimanfaatkan sebagai istana, gapura, tempat pemandian, dan lain sebagainya.
Arsitektur bangunan candi dirancang dengan begitu detail dan menggunakan seni yang tinggi. Sehingga dapat membuat kagum siapapun yang melihatnya.
Sebelum masuk ke pembahasan mengenai perbedaan candi Hindu dan candi Budha kita harus mengetahui terlebih dahulu penjelasan dari kedua candi tersebut dan berikut pembahasannya.
Daftar Isi
Candi Hindu dan Budha
1. Candi Hindu
Secara umum candi Hindu berfungsi sebagai makam para raja Hindu yang pernah berkuasa. Dengan cara memakamkan abu jenazah para raja di candi.
Candi Hindu memiliki 3 bagian candi yaitu :
- Bagian dasar candi yang disebut bhurloka dan menyimbolkan dunia fana.
- Tubuh candi yang disebut bhurvaloka dan menyimbolkan dunia permurnian atau pembersih.
- Bagian atas atau atap candi yang disebut svarloka dan menyimbolkan dunia para dewa. Biasanya berbentuk runcing dan biasanya disebut dengan Ratna.
Sebagian besar candi – candi Hindu dihiasai dengan arca – arca 3 dewa utama dalam kepercayaan Hindu yang disebut sebagai Trimurti yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa.
Arca tersebut biasanya menggambarkan cerita dari Ramayana dan Krisnayana. Dan biasanya arah pintu utama berada di barat.
Tata letak candi Hindu adalah asimetris dan linier sesuai dengan topografi wilayah setempat. Bangunan candi utama berada di belakang dan jauh dari pintu masuk serta biasanya dibangun di tanah yang paling tinggi di kawasan kompleks candi tersebut.
Terdapat pula perwayangan yang terletak di depan bangunan candi utama. Contoh candi Hindu adalah Candi Prambanan, Candi Gedong Songo, Candi Penataran, Candi Cangkuang, Candi Gebang, dan Candi – candi di kawasan Dieng.
2. Candi Budha
Secara umum candi Budha berfungsi sebagai tempat ibadah atau tempat pemujaan para dewa baik untuk keluarga kerajaan ataupun untuk masyarakat di zaman itu.
Candi Budha memiliki 3 bagian candi yaitu :
- Kamadhatu yaitu bagian dasar candi sebagai simbol bahwa manusia identik dengan penuh dosa.
- Rupadhatu yaitu bagian tengah candi sebagai simbol bahwa kehidupan manusia di dunia fana yang penuh dengan nafsu.
- Arupadhatu yaitu bagian atas atau atap candi sebagai simbol bahwa manusia yang telah mencapai nirwana. Biasanya berbentuk tambun dan disebut dengan Stupa.
Sebagian besar candi – candi Budha dihiasai dengan arca – arca Budha seperti arca kelompok Dyani Budha dan arca kelompok Dyani Bodhisatwa yang biasanya menceritakan tentang Lelitavistara dan Avadana atau Jataka.
Tata letak candi Budha adalah simetris dan mandala konsentris. Bangunan candi utama berada di bagian tengah kompleks candi tersebut yang dikelilingi oleh candi – candi kecil yang ditata rapi.
Contoh dari Candi Hindu adalah Candi Borobudur, Candi Plaosan, Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi Sari, Candi Banyunibo, Candi Sumberawan, Candi Muara Jambi, Candi Muara Takus, Candi Biaro Bahal, dan Candi Jabung.
Perbedaan Candi Hindu dan Budha
Untuk lebih jelasnya sudah kami rangkumkan perbedaan antara candi Hindu dan candi Budha dalam tabel di bawah ini.
Perbedaan Candi Hindu dan Budha | ||
Pembeda | Candi Hindu | Candi Budha |
Fungsi | Secara umum candi Hindu berfungsi sebagai makam para raja Hindu yang pernah berkuasa. Dengan cara memakamkan abu jenazah para raja di candi. | Secara umum candi Budha berfungsi sebagai tempat ibadah atau tempat pemujaan para dewa baik untuk keluarga kerajaan ataupun untuk masyarakat di zaman itu. |
Struktur | 3 bagian candi Hindu yaitu : 1. Bhurloka yaitu bagian dasar candi yang menyimbolkan dunia fana. 2. Bhurvaloka yaitu tubuh candi yang menyimbolkan dunia permurnian atau pembersih. 3. Svarloka yaitu bagian atas atau atap candi yang menyimbolkan dunia para dewa. | 3 bagian candi Budha yaitu : 1. Kamadhatu yaitu bagian dasar candi sebagai simbol bahwa manusia identik dengan penuh dosa. 2. Rupadhatu yaitu bagian tengah candi sebagai simbol bahwa kehidupan manusia di dunia fana yang penuh dengan nafsu. 3. Arupadhatu yaitu bagian atas atau atap candi sebagai simbol bahwa manusia yang telah mencapai nirwana. |
Bentuk Puncak Candi | Meruncing dan biasanya disebut dengan Ratna. | Tambun dan biasanya disebut dengan Stupa. |
Bentuk Puncak Candi secara Umum | Dagoba yang berbentuk tabung. | Kubus. |
Bentuk Bangunan Candi | Ramping | Besar dan tambun |
Arca Candi | Sebagian besar candi – candi Hindu dihiasai dengan arca – arca 3 dewa utama dalam kepercayaan Hindu yang disebut sebagai Trimurti. Ketiga dewa tersebut adalah 1. Dewa Brahma 2. Dewa Wisnu 3. Dewa Siwa | Sebagian besar candi – candi Budha dihiasai dengan arca – arca Budha seperti arca kelompok Dyani Budha dan arca kelompok Dyani Bodhisatwa. |
Penggambaran Cerita Arca | Ramayana dan Krisnayana | Lelitavistara dan Avadana atau Jataka. |
Bahan Pembuatan Candi | Sebagian besar candi Hindu terbuat dari batu – batu merah yang tidak di bakar, dan bahkan ada pula yang dibuat hanya menggunakan batu bata biasa. | Sebagian besar candi Budha terbuat dari batu andesit yang telah mengalami pemotongan secara rapi. |
Atap Candi | Atap candi – candi Hindu menunjukkan adanya undakan dan biasanya terdiri dari 3 tingkat undakan. | Atap candi – candi Budha umumnya hanya satu tingkatan yang terdiri undakan – undakan yang berukuran kecil namun jumlahnya banyak dan membentuk satu kesatuan dengan lengkungan halus. |
Arah Pintu Utama | Barat | Timur |
Hiasan Relung dan Gawang Pintu pada Candi | Hiasan kepala Kala tengah yang terlihat menyeringai dan dilengkapi dengan bagian rahang bawah yang terletak di bagian atas pintu. | Hiasan gawang pintu berupa Gaya Kala Makara yaitu kepala Kala dengan peringai mulut yang menganga lebar namun tanpa rahang bagian bawah yang biasanya diletakkan bagian atas pintu utama dan terhubung dengan Makara ganda. |
Style Hiasan Relief pada Candi | Hiasan relief biasanya terlihat lebih rendah dan teksturnya tidak terlalu menonjol. Gambar hiasan relief ini menyerupai tokoh – tokoh pewayangan Bali. | Hiasan relief biasanya terlihat lebih tinggi dan bertekstur menonjol. Gambar relief ini dibuat dengan gaya natural. |
Tata Letak | Tata letak candi Hindu adalah asimetris dan linier sesuai dengan topografi wilayah setempat. Bangunan candi utama berada di belakang dan jauh dari pintu masuk serta biasanya dibangun di tanah yang paling tinggi di kawasan kompleks candi tersebut. Terdapat pula perwayangan yang terletak di depan bangunan candi utama. | Tata letak candi Budha adalah simetris dan mandala konsentris. Bangunan candi utama berada di bagian tengah kompleks candi tersebut yang dikelilingi oleh candi – candi kecil yang ditata rapi. |
Contoh | Candi Prambanan, Candi Gedong Songo, Candi Penataran, Candi Cangkuang, Candi Gebang, dan Candi – candi di kawasan Dieng. | Candi Borobudur, Candi Plaosan, Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi Sari, Candi Banyunibo, Candi Sumberawan, Candi Muara Jambi, Candi Muara Takus, Candi Biaro Bahal, dan Candi Jabung. |
Bantuk dari candi Hindu dan candi Budha tersebut banyak dipengaruhi oleh kedatangan para pedagang, penjajah, dan penyerang yang menyebabkan berubahnya gaya arsitektur dan teknik konstruksinya.
Misalnya pengaruh dari India yang menyebabkan berubahnya arsitektur candi dengan gaya klasik. Selain India ada pula dari China dan Arab serta negara – negara Eropa.
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai perbedaan candi Hindu dan candi Budha. Semoga dapat bermanfaat. Terima kasih 🙂
Satu pemikiran pada “Perbedaan Candi Hindu dan Budha”