Apakah kalian mengetahui jika kalender masehi yang umum kita pakai sehari – hari ini dibuat berdasarkan akibat dari revolusi bumi?
Nah ternyata, selain itu, masih ada banyak sekali akibat dari revolusi bumi yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup.
Namun sebelum kita membahas lebih lanjut, kalian perlu mengetahui pengertian dari revolusi bumi itu sendiri. Simak baik – baik ulasan di bawah ini sampai selesai ya!
Daftar Isi
Pengertian Akibat Revolusi Bumi
Revolusi bumi merupakan suatu peredaran bumi mengelilingi matahari.
Di dalam satu kali revolusi, bumi memerlukan waktu sekitar 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik (satu tahun).
Ketika tengah berevolusi, bumi akan mengikuti lintasan yang disebut sebagai orbit bumi.
Bumi berevolusi dengan kemiringan 23,5 derajat pada bidang ekliptika. Sudut yang terhitung tersebut diukur bersama garis imajiner yang mengaitkan kutub utara dengan kutub selatan, hal itu yang disebut sebagai sumbu rotasi.
Dalam mengelilingi matahari, bumi mempnyai orbitnya sendiri, orbit tersebut berbentuk elips.
Orbit merupakan lintasan yang tetap serta teratur pada benda yang mengelilingi benda lain.
Di dalam revolusi, bumi tak akan dapat keluar jalur sebab masing – masing planet mempunyai orbitnya sendiri.
Orbit tersebut juga menjadi salah satu penentu lamanya waktu untuk berevolusi. Semakin jauh dari matahari maka akan semakin lama planet berevolusi.
Manfaat Revolusi Bumi
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari akibat revolusi bumi yang perlu kalian ketahui, antara lain:
1. Melihat Beragam Bentuk Rasi Bintang
Dengan adanya rasi bintang yang berbeda – beda tersebut, maka akan memunculkan yang namanya zodiak.
Zodiak diyakini bisa dipakai untuk menentukan nasib seseorang dilihat dari tanggal lahirnya.
Dengan begitu, maka orang dengan zodiak tersebut dapat lebih waspada atau mengetahui terkait persoalan yang hendak dihadapi.
Terlepas dari ini benar atau tidak, tetapi astrologi (ilmu yang mempelajari terkait ramalan nasib berdasarkan rasi bintang) ini bisa dijadikan sebagai hiburan.
Bahkan ada sebagian orang yang memanfaatkan rasi bintang sebagai mata pencaharian.
2. Merasakan Pergantian Musim
Musim adalah keadaan atau cuaca yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Di mana musim tersebut akan menentukan keadaan lingkungan yang akan dirasakan oleh manusia.
Beberapa musim tersebut yaitu musim gugur, musim panas, musim dingin serta musim semi.
Setiap musim itu bisa datang silih berganti sesuai dengan kedudukan bumi pada matahari.
Setiap musim tersebut memiliki kekhasan tersendiri, sebagai contohnya adalah musim panas.
Pada saat musim panas tiba, maka kalian dapat merasakan sinar matahari yang sangat terik serta suhu akan terasa sangat panas.
Lalu pada saat musim gugur tiba, maka kalian dapat melihat berbagai pohon yang menggugurkan daun nya sehingga lingkungan akan nampak berwarna kuning kecoklatan.
Pada saat musim dingin tiba, kalian dapat merasakan udara yang dingin menusuk tulang serta kalian juga bisa mendapati salju dimana – mana.
Sedangkan untuk musim semi, maka kalian bisa melihat pohon – pohon mulai bersemi serta bunga – bunga bermekaran dengan udara yang mulai hangat.
Kehadiran berbagai musim tersebut tentunya akan saling melengkapi satu sama lain. Dengan adanya revolusi bumi tersebutlah, maka kalian dapat merasakan sensasi musim yang berganti – ganti setiap periode.
3. Memiliki Satuan Waktu yang Pasti
Manfaat yang paling dirasakan dari adanya akibat revolusi bumi ialah berhubungan dengan waktu atau penanggalan.
Hingga era saat ini, kita memakai penanggalan yang disebut sebagai penanggalan Masehi.
Penanggalan masehi tersebut didasarkan dengan revolusi bumi pada matahari.
Satuan terbesar pada penanggalan tersebut ialah tahun.
Satu tahun masehi memiliki periode satu kali revolusi bumi, yaitu 365 hari.
Dengan adanya tahun tersebut, kalian juga bisa mengenal bulan serta tanggal sebagai satuan waktu yang lebih kecil.
5 Dampak Revolusi Bumi
Berikut ini adalah 5 dampak revolusi yang penting untuk kalian ketahui, antara lain:
1. Perbedaan Frekuensi Waktu Siang & Malam
Waktu siang dan malam yang ada di bagian bumi utara serta selatan akan berbeda dengan bagian bumi yang terletak di garis khatulistiwa.
Di bagian bumi tengah atau khatulistiwa tersebut mempunyai waktu siang serta malam yang terbagi rata masing -masing 12 jam.
Perpaduan dari revolusi serta sumbu kemiringan bumi tersebutlah yang memicu gejala alam dalam frekuensi waktu siang serta malam.
Semakin menuju arah utara frekuensi waktu siang maupun malam akan terasa lebih lama, bagian paling selatan pun merasakan hal tersebut.
a. 21 Maret – 23 September
Antara tanggal 21 Maret – 23 September, matahari akan mulai bergerak menuju arah kutub utara serta menjauhi kutub selatan.
Pada waktu tersebut, bumi utara akan menerima lebih banyak sinar matahari. Hal tersebut akan menimbulkan frekuensi waktu pada siang hari pada bumi bagian utara lebih lama dibandingkan bumi bagian selatan.
Di sisi khatulistiwa, matahari akan nampak bergerak menuju utara sebesar 23,5 derajat di tanggal 21 Juni.
Beberapa kawasan yang ada di bumi utara akan mendapati waktu siang selama 24 jam. Serta beberapa kawasan di bumi selatan akan mengalami malam selama 24 jam.
b. 23 September – 21 Maret
Kemudian pada tanggal 23 September – 21 Maret akan berlangsung kebalikan dari waktu sebelumnya.
Yang mana kawasan kutub selatan akan mengalami penyinaran matahari yang lebih banyak dibandingkan kutub utara.
Frekuensi dari waktu siang hari di bumi selatan akan lebih lama daripada bumi bagian utara.
c. 22 Desember
Lalu di tanggal 22 Desember matahari akan bergerak menuju bumi paling selatan sebesar 23,5 derajat.
Hal tersebut akan membuat kawasan kutub selatan mengalami siang selama 24 jam. Serta kutub utara mengalami malam selama 24 jam.
d. 21 Maret dan 23 September
Lalu hanya di tanggal 21 Maret dan 23 September matahari akan berada di jarak yang sama antara kutub utara serta kutub selatan.
Bumi utara serta selatan tersebut nantinya akan menerima sinar matahari yang sama banyaknya.
Hal tersebut yang akan membuat panjang siang serta malam di semua bagian sama.
Pada kawasan khatulistiwa matahari tepat ada di atas kepala pada waktu satu ini.
2. Pergantian Musim
Akibat dari revolusi bumi juga akan memberikan dampak adanya pergantian musim serta perbedaan musim di setiap belahan dunia.
Di belahan bumi utara serta selatan mempunyai empat musim yang berganti pada waktu setiap tahun.
Tetapi hal tersebut berbeda dengan belahan bumi yang dilalui garis khatulistiwa. Di mana pada bagian ini hanya akan mempunyai dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan.
Pergantian musim itu dilihat dari tanggal – tanggal tertentu.
Di mana pada pergantian musim bumi utara dan selatan mempunyai perbedaan sebab matahari tidak bisa menyinari seluruh bagian bumi .
a. 21 Maret – 21 Juni
Di tanggal 21 Maret sampai 21 Juni, matahari akan mulai terlihat menuju arah utara.
Di mana pada bumi bagian utara akan memperoleh sinar matahari yang lebih banyak. Pada waktu itu di bumi utara akan mengalami musim semi.
Sementara di bumi bagian selatan akan memperoleh sinar matahari yang lebih sedikit.
Pada waktu tersebut kawasan juga akan mengalami musim gugur.
Keduanya berlangsung di waktu yang sama, tetapi dengan musim yang berbeda.
b. 21 Juni – 23 September
Kemudian memasuki tanggal 21 Juni – 23 September, matahari akan mulai berada di bagian bumi paling utara.
Sinar matahari bumi utara ini akan mulai bertambah. Di mana pada waktu ini bumi bagian utara tengah mengalami musim panas.
Dan sebaliknya, matahari mulai bergerak menuju bumi paling utara ini akan membuat bumi selatan memperoleh sinar matahari yang lebih sedikit. Pada waktu itulah bumi selatan mengalami musim dingin.
c. 23 September – 22 Desember
Lalu di tanggal 23 September – 22 Desember, matahari akan kembali mengarah menuju khatulistiwa ke bumi bagian selatan.
Pada waktu tersebut sinar matahari di bumi bagian utara akan mulai berkurang.
Kemudian di musim gugur berlangsung di bumi bagian utara.
Sementara untuk bumi selatan akan memperoleh sinar matahari lebih. Pada waktu itu bumi selatan sedang mengalami musim semi.
d. 22 Desember – 21 Maret
Terakhir di tanggal 22 Desember – 21 Maret, matahari ada di bagian bumi paling selatan serta mulai bergerak menuju arah utara.
Hal tersebut akan membuat bumi utara memperoleh sinar matahari yang lebih sedikit. Pada waktu tersebut, bumi utara akan mengalami musim dingin.
Sementara bumi bagian selatan memperoleh cahaya matahari yang lebih banyak, di mana akan mengalami musim panas.
Musim tersebut akan terus berputar sampai tahun – tahun selanjutnya.
Berikut ini ialah penjelasan singkat terkait perubahan musim ketika adanya proses revolusi bumi:
Bumi bagian selatan:
- Musim semi (23 September – 22 Desember)
- Musim panas (22 Desember – 21 Maret)
- Musim gugur (21 Maret – 21 Juni)
- Musim dingin (21 Juni – 23 September)
Bumi bagian utara:
- Musim semi (21 Maret – 21 Juni)
- Musim panas (21 Juni – 23 September)
- Musim gugur (23 September – 22 Desember)
- Musim dingin (22 Desember – 21 Maret)
3. Gerak Semu Tahunan Matahari
Gerak semu tahunan matahari merupakan latar belakang dari perubahan musim serta perbedaan frekuensi siang dan malam yang ada di muka bumi.
Seluruh fenomena yang berlangsung tersebut disebabkan posisi matahari yang berubah – ubah di setiap bulan. Akibat revolusi bumi tersebutlah yang akan membuat posisi matahari berubah.
Bagian bumi yang memperoleh sinar matahari lebih banyak akan mengalami siang serta musim panas.
Dan sebaliknya, apabila bagian bumi tak terkena sinar matahari, maka akan mengalami malam serta musim dingin.
Di mana kejadian tersebut akan terjadi berulang – ulang setiap tahun.
Seperti pada gambar di atas, di mana gerak matahari selalu berlangsung setiap tiga bulan.
- Di tanggal 21 Maret – 21 Juni, matahari terletak di garis khatulistiwa serta mulai bergerak ke arah Garis Balik Utara (GBU) sebesar 23,5 derajat.
- Kemudian di tanggal 21 Juni – 23 September, matahari akan kembali menuju arah garis khatulistiwa.
- Di 23 September – 22 Desember, matahari akan bergerak dari garis khatulistiwa ke arah Garis Balik Selatan (GBS) sebesar 23,5 derajat.
- Lalu di tanggal 22 Desember – 21 Maret, matahari akan kembali lagi menuju arah garis khatulistiwa.
Kenapa dapat berlangsung gerak semu tahunan matahari?
Hal tersebut disebabkan bumi mengelilingi matahari atau revolusi, serta berotasi pada sumbunya.
Sebab sumbu bumi tersebut mempunyai kemiringan 23,5 derajat, sehingga setiap bagian bumi mempunyai perbedaan sinar matahari.
Pada saat mengamati fenomena tersebut secara terus menerus, maka akan nampak seolah – olah matahari yang bergerak dari utara menuju selatan atau sebaliknya untuk menyinari bumi.
Itulah kenapa disebut sebagai gerak semu tahunan matahari.
Matahari tak benar – benar bergerak, tetapi sebab akibat revolusi bumi itulah yang akan membuat matahari nampak bergerak. Lintasan di gerak semu matahari tersebut disebut sebagai ekliptika.
Terdapat beberapa istilah yang mempunyai kaitan erat dengan gerak semu tahunan matahari, diantaranya yaitu:
a. Deklinasi Matahari
Merupakan suatu jarak sudut antara benda langit bersama khatulistiwa langit.
Khatulistiwa langit hanya suatu proyeksi dari khatulistiwa bumi pada langit.
Diasumsikan langit mempunyai wujud bulat seperti bumi.
Deklinasi matahari tersebut dapat berubah setiap harinya secara periodik, dapat bertambah serta berkurang.
Pertambahan serta pengurangan deklinasi tersebut sekitar 0,9856 derajat per hari.
Dengan begitu, waktu yang diperlukan oleh matahari untuk deklinasi dari +23,5 derajat menuju -23,5 derajat terjadi selama 182,6211 hari.
b. Lalu Equinoxes
Merupakan suatu waktu sama panjang antara siang dengan malam di seluruh bagian bumi.
Untuk orang yang hidup pada daerah garis khatulistiwa, maka frekuensi waktu siang serta malam sama panjang, yakni 12 jam.
Tetapi tidak untuk orang yang hidup pada sisi bumi utara dan selatan.
Contohnya untuk orang yang tinggal di Eropa pada saat musim dingin, maka mereka akan merasakan malam yang panjang.
Sementara untuk orang yang tinggal di Australia akan merasakan musim panas pada waktu siang hari yang lebih lama.
Begitu masuk di waktu equinoxes, maka semua bagian bumi mempunyai frekuensi waktu yang sama.
c. Soltices
Apabila diterjemahkan dalam bahasa Yunani berarti matahari tetap.
Disebut tetap sebab di tanggal tertentu matahari tak akan banyak bergerak menuju arah utara atau selatan.
Pada umumnya, matahari tersebut akan bergerak dari +25,3 derajat ke -23,5 derajat serta kembali lagi ke +23,5 derajat.
Equinoxes serta soltices tersebut dalam setahun berlangung sebanyak dua kali, yakni di tanggal 21 Maret serta 23 September disebut equinoxes, kemudian 21 Juni dan 22 Desember disebut dengan soltices.
4. Adanya Kalender Masehi
Kalender masehi tersebut tercipta sebab adanya akibat revolusi bumi.
Dilihat dari pembagian bujur, batas dari penanggalan internasional terdapat di 180 derajat.
Jika pada sisi belahan timur bujur 180 derajat ada di tanggal 6, maka pada sisi barat bujur 180 derajat masih tanggal 5.
Kejadian tersebut seolah – olah akan melompat sehari. Hitungan kalender masehi tersebut satu tahun total ada 365,25 hari.
Kalender masehi pada mulanya dipakai oleh Julius Caesar atau dikenal sebagai kalender Julian.
Di mana pada kalender Julian tersebut dihitung dari selang waktu antara musim semi bersama musim semi selanjutnya di sisi bumi utara. Selang waktu tersebut tepatnya ada pada 365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik.
Di dalam hitungannya, lalu Julius Caesar tersebut kemudian menetapkan perhitungan kalender masehi seperti berikut:
Waktu di dalam setahun ialah 365 hari, serta sehari ada 24 jam.
Sebab 365 hari tersebut lebih seperempat hari pada setiap tahunnya, maka melebihi satu hari setiap empat tahun menjadi 366 hari.
Logikanya seperti ¼ dikali 4 yang hasilnya 1.
Tahun yang mempunyai 366 hari ini disebut sebagai tahun kabisat. Pada umumnya berlangsung pada bulan Februari.
Guna mengingat dengan mudah, maka tahun kabisat ialah tahun yang bisa dibagi habis dengan empat seperti, 2000, 2004, 2008, dan seterusnya.
5. Terbentuknya Rasi Bintang
Rasi bintang merupakan suatu kelompok bintang yang membentuk pola tertentu.
Sebetulnya rasi bintang yang kalian lihat tersebut memiliki jarak yang tidak berdekatan antara satu sama lain.
Lokasi dari satu bintang bersama yang lain berjauhan, pada saat diamati dari bumi maka akan terlihat berdekatan seta tersusun pola nya.
Sebab akibat revolusi bumi tersebut, rasi bintang yang ada di setiap bagian bumi akan nampak berbeda.
Bumi yang ada di bagian utara hanya bisa melihat rasi bintang yang berada di utara, bumi bagian selatan hanya bisa melihat rasi bintang yang ada di selatan, begitu pun bagian bumi yang lain.
Menurut International Astronomical Union tahun 1992 ada 88 rasi bintang.
Beberapa diantaranya ialah:
- Ursa Major,
- Ursa Minor,
- Orion,
- Scorpius,
- dan Leo.
Berbagai rasi bintang itu tentunya mempunyai sejarahnya masing – masing.
Bintang – bintang akan memberikan aspirasi menuju segala aspek kehidupan serta sudah menjadi bagian dari setiap kebudayaan serta seni yang dapat merangsang imajinasi.
Hingga kapan pun, bintang – bintang serta keberadaannya akan menjadi penuh dengan misteri.
Meskipun bintang – bintang dapat diobservasi lebih teliti dengan memakai perkembangan ilmu sekarang, namun pancaran cahayanya di waktu malam hari masih menyimpan banyak misteri.
Kesimpulan
Bumi mengerjakan revolusi tiada henti dengan rentang waktu sepanjang 365 hari atau dapat disebut setahun.
Yang berarti, bumi akan memerlukan waktu untuk mengelilingi bumi satu kali putaran dengan banyaknya 365 hari, satu kali putaran atau setahun.
Pada waktu berevolusi, bumi akan terus berjalan sesuai dengan orbitnya. Hal tersebut yang menjadikan kedudukan bumi tak selalu tetap.
Hal tersebut membuat adanya gerak semu tahunan matahari di mana pada tanggal 21 Maret matahari terletak pada garis khatulistiwa.
Kemudian di tanggal 21 Juni matahari ada di Garis Balik Utara (GBU) 23,5 derajat. Lalu di tanggal 23 September kembali lagi pada garis khatulistiwa.
Serta di tanggal 22 Desember matahari terletak di Garis Balik Selatan (GBS) 23,5 derajat.
Dari gerak semu harian matahari itu juga akan menimbulkan pergantian musim serta frekuensi waktu siang dan malam.
Pada bumi utara yang terkena sinar matahari lebih banyak nantinya akan mengalami musim panas serta waktu siang hari yang lebih lama.
Sementara pada bumi selatan akan mengalami musim dingin serta waktu malam yang lebih lama.
Akibat revolusi bumi satu ini juga membuat penampakan dari rasi bintang yang berbeda – beda di waktu setiap bulan.
Rasi bintang tersebut pun akan nampak berbeda pada bagian bumi lainnya.
Rasi bintang yang ada di bumi bagian utara akan berbeda bersama bumi bagian selatan, begitu pun pada bagian lainnya.
Dengan adanya akibat dari revolusi bumi, jua dikenal adanya kalender masehi.
Kalender masehi tersebut dibagi batas penanggalannya sebesar 180 derajat. Antara bagian bumi satu bersama yang lainnya seolah – olah akan berbeda sehari.
Adanya kalender masehi tersebut juga akan membuat kalian tahu jika setiap empat tahun sekali memiliki tahun kabisat. Yang mana mana pada bulan Februari akan lebih dari satu hari.