Asam dan basa adalah dua senyawa kimia yang memiliki peran sangat penting di dalam kehidupan sehari – hari.
Pada umumnya, berbagai zat yang mempunyai rasa masam tersebut di dalamnya mengandung asam, sebagai contoh asam asetat pada cuka makanan, asam sitrat pada jeruk, dan asam benzoat yang dipakai sebagai pengawet makanan.
Nah, kali ini kami akan membahas lebih lengkapnya terkait asam basa, selengkapnya simak baik – baik ulasan berikut ini ya.
Daftar Isi
Pengertian Asam Basa
1. Asam
Di dalam pelajaran kimia, asam merupakan senyawa kimia yang apabila dilarutkan di dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.
Sementara dalam artian modern, asam adalah sebuah zat yang bisa memberi proton (ion H+) terhadap zat lain (yang disebut basa), atau bisa menerima pasangan elektron bebas dari sebuah basa.
Sehingga dapat diketahui bahwa asam menjadi zat (senyawa) yang menimbulkan rasa masam dalam beragam materi.
Contoh asam: Jeruk nipis, tomat, dan lemon.
Ciri – ciri asam:
- Bisa menyebabkan korosif.
- Rasanya asam.
- Ph < 7.
- Dapat menghasilkan ion H+.
- Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Jenis larutan asam:
- Asam kuat.
- Asam astrat.
2. Basa
Basa merupakan senyawa kimia yang dapat menyerap ion hidronium pada saat dilarutkan di dalam air. Basa ini mempunyai pH lebih besar dari 7.
Definisi lainnya menyebutkan bahwa basa menjadi zat (senyawa) yang bisa bereaksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut sebagai garam.
Contoh basa: Sabun mandi, sampo, sabun cuci, pupuk, pasta gigi, obat mag.
Ciri – ciri :
- Memiliki rasa pahit.
- Terasa licin di kulit.
- Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
- Menghasilkan OH- di dalam air.
Jenis larutan basa:
- Basa kuat.
- Basa lemah.
Pada umumnya, zat – zat asam ataupun basa bersifat korosif serta beracun. Terutama dalam bentuk larutan dengan kadar yang tinggi. Sehingga, sangat berbahaya apabila diuji sifatnya dengan metode merasakannya.
3. Garam
Garam atau nama senyawa kimianya “Natrium Klorida” (Nacl) di dalam pelajaran kimia ialah senyawa ionik yang terdiri atas ion positif (kation) serta ion negatif (anion), sehingga menciptakan senyawa netral (tidak bermuatan).
Reaksi asam dan basa akan menghasilkan garam dengan beragam jenis. Garam dapur adalah salah satu contoh dari larutan garam.
Rumusnya: Asam + Basa ~ Garam + Air
Teori Asam Basa
Dari beragam teori definisi dari asam basa yang sempat diajukan, ada tiga teori yang perlu kalian ketahui, antara lain:
1. Teori Asam Basa Brønsted-Lowry
Di tahun 1923, Johannes N. Brønsted dengan Thomas M. Lowry secara terpisah telah mengajukan definisi asam serta basa dengan lebih luas.
Konsep yang telah diajukan itu dilihat dari fakta jika reaksi asam basa mencangkup transfer proton (ion H+) dari satu zat menuju zat lainnya.
Proses transfer proton tersebut selalu melibatkan asam sebagai pemberi atau donor proton serta basa sebagai penerima atau akseptor proton.
Sehingga, dalam pengertian asam basa menurut Brønsted-Lowry yaitu:
- Asam merupakan donor proton.
- Basa merupakan akseptor proton.
Apabila ditinjau pada teori ini, did alam reaksi ionisasi HCl pada saat dilarutkan dalam air, HCl akan berperan sebagai asam serta H2O sebagai basa.
HCl(aq) + H2O(l) → Cl−(aq) + H3O+(aq)
HCl akan berubah ke dalam ion Cl− selepas berhasil memberikan proton (H+) terhadap H2O. H2O kemudian menerima proton dengan memakai sepasang elektron bebas terhadap atom O guna berhubungan dengan H+ sehingga akan tercipta ion hidronium (H3O+).
Sementara terhadap reaksi ionisasi NH3 pada saat dilarutkan dalam air, NH3 berperan sebagai basa serta H2O sebagai asam.
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)
NH3 akan menerima proton (H+) dari H2O dengan memakai sepasang elektron bebas terhadap atom N guna berikatan dengan H+ sehingga akan terbentuk ion ammonium (NH4+). H2O akan berubah menjadi ion OH− selepas memberikan proton (H+) terhadap NH3.
Dari kedua contoh itu, maka nampak jika:
- Asam harus memiliki atom hidrogen yang bisa terlepas sebagai ion H+.
- Basa harus memiliki pasangan elektron bebas yang bisa berhubungan dengan ion H+.
Kelebihan definisi dari Brønsted-Lowry yakni bisa menerangkan reaksi – reaksi asam basa di dalam fase padat, gas, cair, larutan dengan pelarut selain air maupun campuran heterogen.
Contoh:
- Reaksi antara gas NH3 (basa) dan gas HCl (asam) membentuk asap NH4Cl.
NH3(g) + HCl(g) → NH4Cl(s)
Beberapa zat bisa bertindak sebagai asam, tetapi juga bisa sebagai basa di dalam reaksi yang lain, contohnya H2O, HCO3−, serta H2PO4−. Zat seperti itu disebut sebagai amfiprotik.
Sebuah zat amfiprotik (contohnya H2O) akan bertindak sebagai asam jika direaksikan dengan zat yang lebih basa darinya (contohnya NH3) serta bertindak sebagai basa jika direaksikan dengan zat yang lebih asam darinya (misalnya HCl).
2. Teori Asam Basa Arrhenius
Teori satu ini dikemukakan di tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius.
Definisi asam basa menurut Arrhenius yaitu:
- Asam merupakan senyawa yang apabila dilarutkan di dalam air akan melepaskan ion H+.
- Basa merupakan senyawa yang apabila dilarutkan di dalam air akan melepaskan ion OH−.
Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut did alam air tergolong ke dalam asam Arrhenius, sebagaimana dengan HCl yang bisa terurai menjadi ion H+ serta Cl− di dalam air.
Beda halnya dengan metana (CH4) yang bukan merupakan asam Arrhenius, sebab tidak bisa menghasilkan ion H+ Di dalam air walaupun mempunyai atom H.
Natrium hidroksida (NaOH) juga termasuk ke dalam basa Arrhenius, sebagaimana NaOH adalah senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion Na+ serta OH− pada saat dilarutkan di dalam air.
Konsep asam basa Arrhenius satu ini terbatas dengan keadaan air sebagai pelarut.
3. Teori Asam Basa Lewis
Di tahun 1923, G. N. Lewis (Gilbert Newton Lewis) mengemukakan sebuah teori asam basa yang lebih luas daripada kedua teori sebelumnya dengan menekankan kepada pasangan elektron yang berhubungan dengan struktur serta ikatan.
Definisi asam basa menurut Lewis yaitu:
- Asam merupakan akseptor pasangan elektron.
- Basa merupakan donor pasangan elektron.
Dilihat dari definisi tersebut, asam yang memiliki peran sebagai spesi penerima pasangan elektron tak hanya H+.
Senyawa yang mempunyai orbital kosong di kulit valensi seperti BF3 juga bisa berperan menjadi asam.
Contoh:
Reaksi antara BF3 serta NH3 adalah reaksi asam basa, yang mana BF3 sebagai asam Lewis serta NH3 sebagai basa Lewis.
NH3 akan memberikan pasangan elektron terhadap BF3 sehingga akan menciptakan ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.
Kelebihan definisi asam basa menurut Lewis ialah bisa menerangkan reaksi – reaksi asam basa lain di dalam fase gas, padat, serta medium pelarut selain air yang tak melibatkan transfer proton.
Contohnya:
- Reaksi – reaksi yang terjadi diantara antara oksida asam (contoh CO2 serta SO2) dengan oksida basa (contohnya MgO serta CaO).
- Reaksi – reaksi pembentukan ion kompleks seperti [Fe(CN)6]3−, [Al(H2O)6]3+, dan [Cu(NH3)4]2+
- Dan sebagian reaksi di dalam kimia organik.
Sifat Asam Basa
Berikut ini adalah beberapa sifat dari asam basa, antara lain:
1. Asam
Berikut ini adalah beberapa sifat dari asam, antara lain:
a. Rasa Asam yang khas.
Sifat yang paling mencirikan sebagai asam ialah adanya rasa asam apabila dirasakan indra pengecap.
Sebagai contoh: Cuka, di dalam ilmu kimia, cuka dikenal sebagai asam asetat (asam etanoat).
b. Bisa mengubah warna indikator.
Sifat asam dapat diidentifikasi dengan memakai indikator. Indikator yang paling sering dimanfaatkan ialah kertas lakmus.
Apabila sebuah senyawa mempunyai sifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sementara kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
c. Bereaksi dengan logam tertentu guna menghasilkan gas H2
Senyawa asam yang bereaksi dengan beberapa jenis logam akan menghasilkan gas hidrogen.
Contohnya: Logam magnesium, tembaga, besi, dan seng.
Namun, hasil reaksi keduanya bukan berupa gas hidrogen saja, tetapi juga mengandung senyawa garam. Berikut ini ialah contoh reaksinya:
Asam + Logam tertentu + Garam + Gas Hidrogen
Apabila kalian mereaksikan antara dua senyawa asam yang berbeda dengan logam yang sama, maka kalian akan mendapatkan hasil yang berbeda, begitu pula sebaliknya, apabila kalian mereaksikan dua logam dengan senyawa asam yang sama.
Hal tersebut dikarenakan perbedaan kekuatan asam yang digunakan.
d. Bereaksi dengan basa guna membentuk garam & air.
e. Bisa menghantarkan arus listrik.
Hal tersebut disebabkan asam bisa melepaskan ion – ion di dalam larutannya. Asam kuat adalah elektrolit yang baik.
Semakin kuat sebuah asam, maka akan semakin baik juga daya hantar listriknya (mempunyai sifat elektrolit yang baik).
Contoh: Asam sulfat yang ada di dalam aki mobil.
Larutan asam mempunyai pH kurang dari 7, dengan nilai pH yang lebih rendah sesuai dengan peningkatan keasaman.
f. Oksida asam.
Oksida asam merupakan oksida yang asalnya dari unsur nonlogam dengan oksigen.
Contohya: CO2, SO2, P2O5, Cl2O7 dan yang lainnya. Oksida asam apabila bereaksi dengan air akan menghasilkan larutan asam.
Oksida merupakan senyawa antara unsur tertentu dengan oksigen.
2. Basa
Berikut ini adalah beberapa sifat dari basa, antara lain:
a. Memiliki rasa pahit.
Senyawa basa jika dirasakan dengan menggunakan indra pengecap, rasanya terasa pahit. Contohnya pada saat secara tidak sengaja memakan sabun.
b. Basa terasa licin.
Contohnya ketika memegang sabun, maka sabun tersebut akan teras licin.
c. Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida OH−
d. Bersifat korosif.
Beberapa senyawa basa adalah jenis senyawa basa yang kuat. Basa kuat tersebut memiliki sifat korosif sehingga apabila disentuh bisa menyebabkan iritasi maupun terbakar.
e. Menghantarkan arus listrik.
Senyawa basa juga dapat menghantarkan listrik yang baik, terutama untuk basa yang kuat. Basa kuat mudah terionisasi di dalam air, sehingga bisa menghantarkan arus listrik.
f. Menetralkan sifat asam.
Senyawa basa bisa dipakai untuk menetralkan asam. Senyawa asam akan berkurang sifat keasamannya, bahkan bisa berubah menjadi tidak asam apabila direaksikan dengan basa.
Asam serta basa yang direaksikan dapat menghasilkan garam serta air. Reaksi tersebut disebut sebagai reaksi penetralan (netralisasi).
Contoh:
kalsium hidroksida + asam sulfat → garam kalsium sulfat + air
g. Memiliki pH lebih dari 7.
Semakin besar nilai pH sebuah zat maka akan semakin kuat derajat kebasaanya.
Contoh basa:
- Amoniak untuk pelarut desinfektan.
- Soda api (natrium hidroksida) untuk membersihkan saluran bak cuci.
- Aluminium hidroksida serta magnesium hidroksida untuk obat nyeri lambung.
h.Oksida basa
Oksida basa merupakan oksida yang asalnya dari unsur logam dengan oksigen.
Contohnya: Na2O, CaO, Fe2O3, dan lainnya. Oksida basa apabila bereaksi dengan air akan menghasilkan larutan basa.
Di antara senyawa oksida, terdapat yang disebut sebagai oksida indiferen, yakni oksida yang tidak bisa membentuk asam ataupun basa. Contohnya CO dan NO. Tak hanya itu, ada juga oksida amfoter. Amfoter tersebut bisa bereaksi dengan ion asam (H+) serta ion basa (OH–). Contoh oksida amfoter ialah Al2O3 dan ZnO.
Klasifikasi Asam Basa
Asam basa digolongkan berdasarkan kekuatannya serta terionisasi yang dibagi menjadi 2, antara lain:
1. Asam Kuat & Basa Kuat
Asam kuat merupakan senyawa yang terurai secara keseluruhan pada waktu dilarutkan di dalam air serta akan menghasilkan jumlah ion seluruhnya.
Contohnya: HCL, HNO3, H2SO4, HCIO4
Basa kuat merupakan senyawa yang terurai secara keseluruhan pada waktu dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2
2. Asam Lemah & Basa Lemah
Asam lemah merupakan senyawa yang sedikit terurai pada waktu dilarutkan di dalam air.
Contohnya: H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH
Basa lemah merupakan senyawa yang hanya sedikit terurai pada waktu dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaHCO3, NH4OH
Lalu berdasarkan bentuk ionnya, asam basa diklasifikasikan menjadi:
- Asam anion merupakan asam yang memiliki muatan negatif. Contohnya: SO3–
- Asam kation merupakan asam yang memiliki muatan positif. Contohnya: NN4+
- Basa anion merupakan basa yang memiliki muatan negatif. Contohnya: CI–, CN–
- Basa kation merupakan basa yang memiliki muatan positif. Contohnya: Na+, Ca2+
Contoh Soal
Berikut ini adalah salah satu contoh soal terkait asam basa beserta penjelasannya:
1. Tentukan manakah asam dan basa di dalam reaksi asam basa berikut dengan cara memberikan alasan berdasarkan teori asam basa Brønsted-Lowry, Arrhenius, ataupun Lewis.
Ni2+(aq) + 4CN−(aq) ⇌ [Ni(CN)4]2−(aq)
Jawab:
Teori Arrhenius serta teori Brønsted-Lowry tidak bisa menjelaskan reaksi di atas.
Dilihat dari teori Lewis, CN− merupakan basa Lewis, sebab mendonorkan pasangan elektron terhadap ion Ni2+ sehingga akan terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sementara Ni2+ merupakan asam Lewis, sebab menerima pasangan elektron dari CN−.