Alat Musik Bali

Bali terkenal akan dengan wisatanya yang sudah terkenal sampai ke manca negara, tetapi tidak hanya wisatanya saja yang terkenal, namun memiliki berbagai alat musik tradisional yang terkenal di Bali.

Berbagai pantai, budaya yang mistis, dan nuansa hindu yang kental didaerah sana, dan ada berbagai alat musik tradisional yang berasal dari Bali yang saat ini sudah langka.

Oleh karena itu saat ini banyak sekali turis dari luar negeri yang jauh jauh datang dari negara asalnya datang ke Bali untuk membeli berbagai cindera mata seperti alat musik dari Bali.

Sejarah Berkembangnya Alat Musik Tradisional di Bali

Sejarah Alat Musik bali

Bagi warga kota Denpasar Bali seni musik adalah suatu bagian integral untuk kehidupan terutama untuk warga Hindu.

Seni musik sudah dianggap warisan dari generasi ke generasi dan beserta filsafatnya yang fungsional karena berkaitan dengan pandangan hidup dan falsafah dengan masyarakat Bali.

Musik tradisional yang hidup dan berkembang di kota Denapasar Bali diperkirakan sudah ada sejak masa Bali kuno tepatnya pada abad ke-8 sampai ke 14 Masehi.

Lalu musik golongan madya ada dan berkembang pada saat masa Bali Madya tepatnya pada abad ke-15 sampai abad ke-19. Terakhir golongan musik baru datang didaerah Bali baru pada abad ke 20 sampai sekarang.

Bentuk-bentuk dari alat musik Bali tersebar dan berkembang di empat kecamatan Bali yaitu Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Selatan, dan kecamatan Denpasara Utara.

Beberapa contoh alat musik yang tergolong tua yang ada di kota Denpasar angklung, gambung gong bhari, dan gender wayang yang diperkirakan muncul pada tahun 913 Masehi atau 835 Caka yang dibuktikan dengan adanya nama bheri dalam prasasti Blanjong.

Macam Macam Alat Musik Tradisional Bali

1. Calung Bungbung

Calung Bungbung

Calung bungbung adalah alah satu alat musik tradisional yang berasal dari Daerah Bali yang terbuat dari bahan bambu.

Bambu yang digunakan merupakan jenis bambu pilihan yaitu bambu gomong yang mempunyai ukuran diameter lebar, panjang dan tiap bambu berdiri sendiri.

Pada awal alat musik tersebut dimainkan pada saat tertentu seperti pada waktu bulan purnama.

Karena alat musik Calung bungbung dipercaya oleh masyarakat Bali bisa untuk menghibur Dewi Sri (Nyi pohaci) yang dipercaya bisa melindungi padi dari serangan penyakit dan hama.

Pada saat ini karena banyak alat musik yang berkembang termasuk Calung bungbung yang sekarang sudah digunakan untuk seni pertunjukan helatan atau yang disebut dengan menyambut tamu.

2. Ceng-Ceng Bali

Ceng-Ceng Bali

Ceng-Ceng adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Bali yang merupakan salah satu alat musik penting dari gamelan Bali.

Ceng-Ceng Bali yang sering disebut dengan ceng-ceng ricik yang terbuat dari bahan tembaga dan kayu nangka. Terdiri dari 2 buah logan bundar bagian atas dan 6 buah logam bagian bawah.

Cara memainkannya yaitu dengan cara memukul pada bagian atas yang berjumbai merah ke bagian bawah yang menghadap ke atas sehingga menghasilkan bunyi “ceng-ceng”.

Biasanya pemain ceng-ceng menggunakan kedua tangannya sehingga menghasilkan suara yang keras, nyaring dan khas dari simbal Bali.

Keunikan dari alat musik tersebut adalah ceng-ceng Bali yang dibuat dengan bentuk kura-kura karena bisa dipahami dengan pengukirannya yang diambil dari tokoh yang melegenda dari Bali yang merupakan kura-kura mistis.

Dalam kebudayaan Bali, kura-kura tersebut mempunyai nilai magis yang bisa menyeimbangkan dunia diatas punggungnya.

Ceng-ceng ricik yang berfungsi untuk membuat angsel, biasanya ceng-ceng ricik tersebut mengikuti angsel-angsel dari riog dan kendang.

Dalam Gamelan Bali ceng-ceng ricik yang digunakan pada gamelan gong gede, gong kebyar, gong pegulingan, barongan, pelegongan dan gamelan lainnya.

Pada bagian atas ceng-ceng ada bagian tali untuk memegang ceng-ceng dan terdapat benang merah yang dibuat dan disebut dengan bungan ceng-ceng.

3. Genggong Bali

Genggong Bali

Genggong Bali adalah salah satu alat musik yang sangat populer pada zaman dahulu dan juga banyak disenangi dan diminati oleh banyak orang.

Genggong Bali diperkiraan bersama dengan serni tari gambuh pada zaman dahulu. Genggong pada saat ini sering dimainkan pada acara hiburan. seperti pertunjukan tari dan acara pernikahan adat.

Gengong sering digunakan untuk musik pengiring, di Bali sendiri tidak banyak orang yang mengetahui alat musik tersebut.

Genggong pada umumnya dimainkan dengan cara mengulum atau yanggem pada bagian yang disebut dengan palayah.

Pada tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil dan pada jari tangan sebelah kiri memegang ujung alat tersebut.

Cara membunyikan alat tersebut yaitu dengan cara ditarik-tarik ke arah samping kanan agak menyudut ke bagian depan.

Rongga mulut berguna untuk resonator saja. Rongga mulut jadi dibesarkan atau dikecilkan karena disesuaikan dengan tinggi dan rendahnya nada yang diinginkan.

4. Gamelan Bali

Gamelan Bali

Gamelan adalah adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Denpasar, Bali. Gamelan Bali mempunyai ciri yang berbeda dari gamelan daerah lainnya.

Gamelan didaerah lain yang biasanya digunakan untuk mengiringi suatu pentas seni atau seni tari tetapi berbeda dengan gamelan Bali yang digunakan untuk acara yang sifatnya sakral.

Dari dulu sampai sekarang alat musik tradisional juga sudah banyak yang berkembang dan salah satunya gamelan Bali yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Bali.

Fungsi dari Gamelan Bali yaitu sering digunakan untuk mengiringi suatu upacara keagamaan dan sekarang juga sudah ada yang menggunakannya untuk hiburan.

5. Gamelan Bumbang

Gamelan Bumbang

Gamelan bumbang adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Bali yang terbuat dari bahan bambu.

Gamelan bumbang adalah alat musik yang di masukan kedalam kategori Gamelan Anyar atau Gamelan Baru oleh masyarakat Bali.

Gamelan bumbang mulai digunakan untuk mengiringi suatu seni tari dan diperkenalkan pada abad ke 20.

Pertunjukan tersebut dilakukan pada saat pawai budaya yang berada di daerah Bali yang berguna untuk pembukaan lomba didaerah Denpasar Bali.

6. Gangsa Bali

Gangsa Bali

Gangsa Bali adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Bali. Gangsa adalah suatu barungan atau esembel gamelan yang daun bilahnya terbuat dari bahan perunggu.

Barungan gamelan Bali yang menggunakan gangsa banyak contohnya seperti angklung, semara pagulingan, gong gede, gong kebyar dan masih banyak yang lainnya.

Gangsa dalam setiap barungan gamelan mempunyai berbagai fungsi yang berbeda-beda, ada yang berfungsi sebagai penentu mantra-mantra lagu, jalinan pukulan dan lain sebagainya.

Gangsa ada dua macam yaitu gangsa jongkok yang ukuran selawahnya rendah dan resonatornya dan dipaku pada kedua ujungnya.

Kedua Gangsa gantung, yaitu gangsa yang mempunyai ukuran lebih keci dari gangsa jonkok yang ukuranya lebih tinggi dan memakai resonator bambu setinggi selawah tersebut.

7. Gender Bali

Gender Bali

Gender adalah salah satu instrumen musik metalofon dalam gamelan Jawa dan Bali.

Alat musik yang berbilah 10 atau dua oktaf yang bentuknya mirip dengan gangsa adalah salah satu instrumen dalam barungan gender wayang, barungan alit atau barungan kecil sebagai gamelan pewayangangan.

Didalam gender wayang terdapat dua pasang tungguh gender yang beralaskan slendro lima naya, yang merupakan sepasang gender kantilan dan pemade.

Selain gamelan pewayangan gender wayang juga sering digunakan untuk upacara ngaben (pitra yadya) dan potong gigi (manusu yadya).

Dalam kedua acara tersebut yangdigunakan hanya sepasang gender saja. didalam suatu pertunjukan wayang gender dilengkapi dengan 2 kendang kecil, 1 kajar, 2 ceng-ceng, klenang dan berbagai instrumen lain yang disebut dengan gamelan batel gender wayang.

8. Gong Bali

Gong Bali

Gong adalah salah satu jenis alat musik yang sudah digunakan sejak abad ke 14 sampai ke abad 14.

Alat musik tersebut terdapat pada kuil-kuil yang ada dalam kerajaan Hindu, ada banyak keterkaitan dengan sejarah kemunculan alat musik gong yang berada di Bali.

gong terbuat dari bahan logam yang dimainkan dengan cara dipukul pada bagian tengahnya yang berada di tonjolannya. Gong juga memiliki beberapa macam bunyi dan variasi yang dihasilkan dari alat musik tersebut.

9. Gerantang Bali

Gerantang Bali

Gerantang Bali adalah salah satu jenis alat musik tradisional yang berasal dari Denpasar.

Gerantang Bali terdiri dari beberapa bilah bambu yang di jajarkan dengan posisi mendatar dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan 2 alat pemukul khusus.

Alat ini seperti gambang yang merupakan salah satu alat musik yang berasal dari Jawa Tengah atau yang disebut dengan Gerantang.

Kebanyakan orang menyebut gerantang merupakan salah satu dari alat musik Rindik.

Gerantang Bali sering kali digunakan untuk mengiringi suatu kesenian Cupak Gerantang yang merupakan kesenian dari daerah Bali yang menceritakan tentang suatu tokoh kakan beradik.

Dimana Gerantang yang memiliki sifat yang baik sedangkan cupak mempunyai sifat yang buruk.

10. Guntang Bali

Guntang Bali

Guntang Bali adalah salah satu alat musik tradisional dari barungan gamelan yang mengiringi tari Arja, walaupun pada saat ini kebanyakan tari Arja diiringi oleh barungan gong kebyar.

Walaupun begitu untuk memberikan suasana yang khas pada tradisional tari Arja, masih digunakan barungan gambelan geguntangan.

Diberi nama guntang karena elemen pokok musik tersebut sangatlah penting instrumen musik yang lain seperti Kendang, suling, ceng-ceng, dan kenang.

Guntang tidak memiliki suatu nada tertentu seperti instrumen alat musik yang lainnya baik sledro maupun laras.

Hal tersebut disebabkan karena barungan gambelan geguntangan, melodi telah dikendalikan oleh suling, sedangkan guntang memegangmat dan penanda akhir pada sebuah lagu.

11. Kendang Bali

Kendang Bali

Kendang Bali adalah salah satu instrumen musik yang penting dalam gamelan Bali, walaupun ada beberapa barungan gamelan yang tidak memakai alat musik kendang tersebut.

Berikut beberapa nama kendang yang sesuai dengan bentuk dan jenisnya. Dalam satu ensambel atau barungan gamelan jumlah instrumen ada dua macam yaitu kendang tunggal dan kendang pasangan.

Kendang tunggal dimainkan dengan satu orang penabuh sedangankan dengan kendang berpasangan dua kendang dan tentu saja dua orang penabuh kendang.

Kalau dilihat dari jenis ukurannya juga ada macam yaitu kendang lanang yang berarti laki-laki yang mempunyai ukuran yang kecil, sedangankan kendang wadon yang berarti perempuan mempunyai ukuran yang lebih besar.

12. Pereret Bali

Pereret Bali

Pereret Bali adalah salah satu alat musik yang terbuat dari kayu yang diukir dengan bentuk khusus sehingga mirip dengan terompet. Di Bali menyebutnya terompet pengasih-asih yang berarti guna-guna atau pelet.

Alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup tersebut berasal dari daerah bali yang lebih tepatnya dari daerah kabupaten Jembrana.

Terompet pereret seringkali digunakan oleh para perjaka Bali untuk menggoda gadis yang disukainya.

Para perjaka tersebut memainkan pada waktu malam hari diatas pohon yang tinggi sehingga menghasilkan suara-suara yang sayup-sayup sehingga bisa didengar dengan jarak satu kilometer lebih.

Pada zaman dahulu alat musik tersebut sebelum digunakan maka akan diberi sesajen oleh dukun atau yang disebut dengan Jero Balian yaitu dengan cara memberikan sesajen sakral yang dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati.

Terompet pereret tersebut juga bisa digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati yang merupakan kesenian mirip dengan kesenian Arja.

13. Rindik Bali

Rindik Bali

Rindik Bali adalah salah satu jenis alat musik yang terbuat dari bambu yang disusun.

Rindik mempunyai lima nada dasar yang terdapat pada bilahan bambu, alat musik tersebut dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul khusus.

Alat musik rindik biasanya digunakan dalam kesenian joged Bumbung, yaitu merupakan kesenian yang dimainkan oleh penari wanita yang kemudian menarik salah satu penonton lelaki untuk diajak menari bersama-sama.

Rindik juga sering digunakan untuk pelengkap suatu acara resepsi pernikahan atau penyambutan tamu.

14. Rebana Bali

Rebana Bali

Rebana adalah salah satu jenis alat musik yang terdiri dari sejumlah instrumen sejenis kendang yang berbentuk mirip payung dan hanya mempunyai satu mulut atau takub.

Dalam tradisi Bali rebana merupakan salah satu bagian barungan gamelan Bali seperti pangarjaan dan pajangeran.

Dalam musik rebana memang ada beberapa jenis rebana yang dibedakan berdasarkan ukuran dan juga nadanya, tetapi dalam pangarjaan dan pajangeran hanya memiliki masing-masing satu buah rebana saja.

Rebana yang berfungsi sebagai pengakhir lagu atau penanda komplitnya suatu ukuran lagu. Oleh karena itu jenis rebana yang digunakan adalah yang paling besar.

Rebana dimainkan dengan cara dipukul dengan posisi vertikal yang tutupnya menghadap ke arah kanan.

Jika dalam posisi duduk bersila maka, tangan kiri memegang bagian badan rebana, sedangkan telapak tangan memukul muka rebana. Rebana ditepuk pada bagian tepi bukan tengah penampang kulit tersebut.

15. Seruling Bali

Seruling Bali

Seruling Bali atau yang di Bali disebut dengan suling gambuh merupakan seruling yang mempunyai ukuran yang panjang dan besar.

Dalam badan seruling tersebut mempunyai 6 buah lubang nada dan juga bagian lubang tiup yang terdapat di bagian ujung.

Alat musik tersebut dimainkan dengan posisi diagonal, karena memiliki ukuran yang sangat panjang, maka pada bagian ujung seruling tersebut harus menyentuh atau bersandar pada lantai.

Suling gambuh adalah salah satu bagian ensambel pada gamelan Gambuh. Dalam kesenian ada tiga buah suling gambung yang menjadi inti gamelan yang berperan dalam memainkan melodi.

Itulah penjelasan lengkap tentang alat musik Bali yang bisa kami sampaikan yang sudah kami rangkum secara ringkas agar kamu bisa mudah untuk memahaminya. Sekian dari kami terima kasih.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar

Pakaian Adat Bali

Bali atau Pulau Dewata merupakan salah satu provinsi yang memiliki keragaman budaya seperti pakaian adat, rumah adat, tarian, tempat wisata, dan lain sebagainya.

Bahkan keragaman budaya tersebut sudah mendunia dan sudah banyak turis – turis yang mengunjungi Bali untuk melihatnya.

Pakaian adat Bali juga memiliki nilai filosofis tersendiri. Nilai filosofis tersebut pada dasarnya merupakan kepercayaan yang bersumber pada ajaran Sang Hyang Widhi.

Sang Hyang Widhi sendiri adalah dewa yang diyakini dapat memberikan kedamaian, kegembiraan, dan keteduhan bagi umat Hindu yang mempercayainya.

Ciri Khas Pakaian Adat Bali

Ciri Khas Pakaian Adat Bali

Pakaian adat Bali memiliki ciri khas tersendiri yang dapat membedakannya dengan pakaian adat lainnya.

Ciri khas dari pakaian adat Bali terletak pada bentuk fisik ataupun dari tradisi pamakaiannya.

Berikut adalah ciri khas dari pakaian adat Bali yang perlu anda ketahui :

  1. Pakaian adatnya unik dan menjiwai karakter budaya lokal provinsi Bali.
  2. Pakaian adat sudah menyatu dengan masyarakat Bali dan menjadi tradisi, sehingga digunakan dalam kegiatan sehari – hari.
  3. Pakaian adat Bali memiliki nama yang berbeda.

Daftar Pakaian Adat Bali

Daftar Pakaian Adat Bali

Beberapa pakaian adat yang dimiliki provinsi Bali berbeda satu dengan yang lainnya.

Pakaian adat untuk wanita akan berbeda dengan pakaian adat untuk pria. Perbedaannya adalah mulai dari bahan, model, bentuk, dan aksesoris dari pakaian adat tersebut.

Termasuk nama dari pakaian adat pun berbeda satu dengan yang lainnya. Berikut adalah beberapa nama pakaian adat dari provinsi Bali yang wajib anda ketahui :

1. Kebaya Bali

Kebaya Bali

Kebaya merupakan salah satu pakaian adat dari Bali yang dipakai oleh kaum wanita.

Jika dilihat sekilas, kebaya ini terlihat seperti pakaian adat Jawa. Namun sebenarnya kebaya Bali berbeda dengan kebaya Jawa.

Kebaya Bali memiliki lengan dan bahu dengan design terbuka, sedangkan kebaya Jawa biasanya berdesign tertutup.

Kebaya Bali ini dipakai pada saat acara – acara resmi dan penting saja, seperti pernikahan, ritual keagamaan, hari raya, ataupun acara – acara resmi lainnya.

Untuk pemakaian kebaya Bali ini biasanya dipakaikan juga sabuk pada bagian tengah dada.

Kebaya Bali biasanya berwarna cerah dengan motif yang sangat sederhana. Hal ini dapat membuat pemakainya memancarkan aura keanggunannya.

2. Baju Safari

Baju Safari

Berbeda dengan kebaya, baju safari adalah pakaian adat yang dipakai oleh kaum pria.

Baju safari berbentuk seperti kemeja biasa yang disertai dengan kerah dan kancing. Tidak lupa dilengkapi dengan saku yang di buat di bagian kanan dan kiri.

Biasanya baju safari ini identik dengan kebersihan, jadi warna baju safari adalah putih. Warna putih juga dapat melambangkan kesucian dan kesakralan.

3. Kemeja Putih

Kemeja Putih

Berbeda dengan baju safari yang identik dengan 2 kantong di kanan dan di kiri, kemeja putih ini bebas.

Bebas di sini memiliki arti bahwa ada yang berkantong dan ada yang tidak, ada yang berlengan panjang dan ada pula yang berlengan pendek.

Kemeja putih ini ada bertujuan untuk mempermudah aturan berpakaian pada saat beribadah.

Jadi untuk masyarakat Bali yang tidak memiliki baju safari atau baju safarinya kotor, maka mereka dapat menggunakan kemeja putih ini.

4. Kamen

Kamen

Kamen adalah kain yang digunakan sebagai bawahan dari pakaian adat Bali. Kamen ini biasanya digunakan oleh penduduk asli Bali.

Kamen memiliki persamaan dengan sarung yang berbentuk persegi dengan kain tertentu, jika diamati dengan seksama. Kamen terbuat dari kain yang tipis.

Kamen ini juga dapat digunakan oleh wanita maupun pria dengan aturan pemakaian yang berbeda.

Pemakaian kamen untuk wanita adalah dengan cara diikatkan melingkar pada bagian pinggang dari sisi kiri ke kanan. Kemudian ikat pada sebuah selendang yang dibawa agar kamen tidak lepas.

Sedangkan pemakaian kamen untuk pria adalah dengan cara diikatkan melingkar pada bagian pinggang dari sisi kiri ke kanan. Kemudian pada bagian depan di buat lipatan dengan simpul.

Simpul pada pemakaian kamen ini dapat melambangkan pengabdian atau dharma. Simpulnya pun di buat lancip dan ada bagian yang menjulur ke tanah. Hal ini dimaksudkan sebagai simbol penghormatan pada tanah leluhur.

Biasanya para pria menggunakan 2 lembar kain untuk menutupi bagian bawahnya. Kain bagian dalam disebut dengan kamen dan kain bagian luar disebut dengan saput.

Baik wanita maupun pria harus mematuhi jarak kamen dengan telapak kaki sudah ditentukan, yaitu sekitar satu jengkal.

5. Saput

Saput

Saput adalah sejenis kain bercorak yang biasanya digunakan pada bagian lapisan atas dari kamen.

Jadi pemakaian saput ini adalah setelah kamen terpakai dengan sempurna.

Adapun cara untuk menggunakan saput, yaitu dengan mengikatkannya di sekitar pinggang dan diputar dari kanan ke kiri.

Kain saput seringkali dipakai dalam ragam upacara keagamaan atau pernikahan oleh masyarakat Bali.

6. Saput Poleng

Saput Poleng

Berbeda dengan saput, saput poleng adalah kain kotak – kotak berwarna hitam putih yang biasanya disampirkan di atas pohon, patung, dan juga digunakan masyarakat Bali pada saat upacara.

Kain ini adalah kain khusus yang di anggap sakral oleh masyarakat Bali.

7. Selendang

Selendang

Selendang merupakan salah satu pelengkap dari pakaian adat Bali yang sangat diperlukan. Dengan demikian masyarakat Bali wajib memiliki selendang ini.

Selendang menjadi pakaian pengganti untuk pakaian adat dalam melakukan sebuah ritual penyembahan atau sesajen.

Bagi mereka yang menjalankan ritual tersebut, selendang bermakna sebagai pengikatan diri dari tingkah laku atau nafsu yang buruk.

Selain itu selendang juga bermakna sebagai pembatas tubuh bagian bawah dengan bagian atas.

8. Sabuk Prada

Sabuk Prada

Sabuk prada adalah sabuk yang biasa digunakan wanita untuk menahan kamen. Sabuk prada ini biasanya memiliki warna yang mencolok dan memiliki motif khas Bali.

Pemakaian dari sabuk prada ini memiliki makna khusus, yaitu menggambarkan bahwa tubuh wanita harus dilindungi, terutama rahim yang merupakan anugerah dari Tuhan, sehingga pemakaian sabuk ini pun diletakkan di bagian perut.

9. Udeng

Udeng

Udeng adalah penutup kepala atau ikat kepala yang menjadi salah satu pelengkap dari pakaian adat Bali.

Udeng di buat dari kain yang dijahit hingga membentuk simpul pada bagian tengahnya.

Terdapat 2 macam udeng, yaitu :

  • Udeng Polos; adalah udeng yang biasa digunakan pada saat mengikuti kegiatan upacara keagamaan.
  • Udeng Berwarna; adalah udeng yang biasa digunakan untuk aktivitas sehari – hari.

Pemakaian udeng ini menjadi suatu hal yang spesial bagi masyarakat Bali, terutama bagi kaum pria.

Udeng dipakai pada saat sedang menggunakan pakaian adat Bali ataupun sedang beribadah di dalam candi.

Namun beberapa pria tetap menggunakan udeng meskipun tidak sedang mengikuti acara atau tidak sedang beribadah.

Hal ini disebabkan oleh rasa kesadaran budaya yang tinggi dari masyarakat Bali.

Selain itu masyarakat Bali juga ingin menciptakan kekhasan bahwa pria akan lebih baik memakai udeng kapanpun dan dimanapun mereka berada.

10. Pusung

Pusung

Pusung atau sanggul merupakan hiasan yang dipakai oleh wanita di kepala layaknya adat Jawa Tengah.

Terdapat 2 macam pusing yang digunakan oleh wanita Bali, yaitu :

  • Pusung Kepupu; adalah pusung yang biasanya digunakan oleh wanita yang berstatus janda.
  • Pusung Gonjer; adalah pusung yang biasanya digunakan oleh wanita yang masih lajang atau belum menikah.

11. Payas Agung

Payas Agung

Payas Agung adalah pakaian adat Bali yang digunakan khusus untuk acara pernikahan. Pakaian adat ini dapat menjadi simbol kemewahan bagi kedua mempelai.

Kemewahan tersebut dapat dilihat dari perpaduan warna dari pakaian adat tersebut, yaitu perpaduan antara merah, emas, dan putih.

Ketiga warna tersebut merupakan warna yang menjadi representasi kemewahan di Bali.

Kemewahan tersebut semakin terlihat pada mahkota yang berukuran cukup besar yang digunakan kedua mempelai.

Payas agung untuk wanita menggunakan kain atau sesanteng yang sengaja dililitkan pada bagian tubuh atas.

Sementara untuk bagian bawahnya, memakai kain tenun songket motif khas Bali yang mewah.

Sedangkan payas agung untuk pria dilengkapi dengan keris dan bawahan berupa kain songket motif khas Bali yang mewah juga pastinya.

12. Payas Madya

Payas Madya

Payas madya adalah pakaian adat yang memiliki tingkatan dibawah payas agung.

Pemakaian dari payas madya pun fleksibel dengan aturan pemakaiannya yang tidak terlalu ketat.

Bahkan atasannya pun dapat menggunakan baju kaos, kaos polo, maupun kemeja.

Sementara itu, untuk bagian bawahan, harus disertai dengan senteng atau selendang serta kamen.

Payas madya ini dapat digunakan untuk aktivitas sehari – hari.

13. Payas Alit

Payas Alit

Payas alit adalah salah satu jenis pakaian adat yang sering digunakan ketika masyarakat Bali ingin melangsungkan ibadah ke pura.

Payas alit biasanya berwarna putih. Pasalnya warna putih dapat melambangkan kebersihan, kesucian, dan kesakralan.

Payas alit untuk wanita berupa kebaya yang dilengkapi dengan kamen dan selendang.

Sedangkan payas alit untuk pria berupa baju safari atau kemeja putih yang dilengkapi dengan kemen dan udeng.

Kesimpulan

Bali memiliki beberapa pakaian adat yang sudah mendunia. Pakaian adat tersebut dapat membedakan status sosial seseorang.

Pakaian adat dari Bali yang dapat membedakan status sosial seseorang adalah sebagai berikut ini :

  • Payas Agung -> untuk kaum atas.
  • Payas Madya -> untuk kaum menengah.
  • Payas Alit -> untuk rakyat biasa.
Baca Juga: Pakaian Adat

Kesadaran akan budaya dari masyarakat Bali sangatlah tinggi. Terbukti dari banyaknya masyarakat yang menggunakan pakaian adat untuk aktifitas sehari – hari.

Kita sebagai Bangsa Indonesia dapat mencontoh masyarakat Bali yang sadar akan budaya yang dimilikinya, agar keberagaman budaya yang ada di Indonesia tetap lestari sampai kapanpun.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar

Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali hingga saat ini masih bisa dengan mudah dijumpai di berbagai tempat di pulau Bali.

Rumah adat tersebut masih banyak dipertahankan hingga sekarang karena memang selain digunakan sebagai tempat tinggal, rumah adat ini juga digunakan sebagai tempat untuk beribadah.

Selain itu, rumah adat tersebut juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Daftar Rumah Adat Bali

Daftar Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali pada umumnya dikenal dengan sebutan Gapura Candi Bentar.

Namun ternyata, Gapura Candi Bentar hanyalah sebagian kecil dari rumah adat yang ada di Bali sendiri.

Berikut ini beberapa bangunan rumah adat di Bali selain Gapura Candi Bentar:

1. Angkul-Angkul

Angkul-Angkul

Angkul-angkul merupakan bangunan rumah adat yang memiliki bentuk seperti gapura dan berfungsi sebagai pintu masuk.

Yang membedakan angkul-angkul dengan gapura lainnya adalah adanya atap di bagian atas bangunan ini.

2. Aling-Aling

Aling-Aling

Bangunan rumah adat Aling-aling ini merupakan bangunan yang dominan digunakan sebagai pembatas antara angkul-angkul dengan pekarangan ruangan atau yang biasa disebut dengan tempat suci.

Aling-aling juga memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat bali yaitu bangunan tersebut akan menolak hal-hal negatif yang akan masuk dan menarik hal-hal positif untuk masuk kedalam rumah tersebut.

3. Sanggah

Sanggah

Bangunan rumah adat sanggah yaitu bangunan suci yang mana biasanya terletak di bagian ujung timur laut dari halaman rumah adat tersebut.

Fungsi dari bangunan ini adalah sebagai tempat untuk beribadah umat hindu bagi keluarga besar pemilik rumah adat tersebut maupun bagi tamu yang datang.

4. Bale Manten

Bale Manten

Bangunan adat Bale Manten merupakan tempat khusus bagi anak perempuan, kepala keluarga, dan juga bagi pengantin baru.

Didalam ruangan tersebut biasanya terdapat satu atau dua buah bale (ranjang tidur).

Selain digunakan sebagai tempat khusus untuk pengantin baru, tempat ini juga biasa digunakan untuk menyimpan barang yang berharga.

Bale Manten ini pada umumnya ditempatkan di bagian timur halaman komplek rumah adat.

Bagian-Bagian Rumah Adat Bali

Bagian-Bagian Rumah Adat Bali

Rumah tradisional Bali memiliki beberapa bagian yang memiliki fungsi berbeda-beda.

Berikut adalah bagian-bagian rumah adat Bali:

1. Penginjeng Karang

Penginjeng Karang

Penginjeng Karang merupakan sebuah tempat yang digunakan sebagai tempat untuk pemujaan yang khusus menjaga pekarangan, dan bukanlah sebagai tempat ibadah utama.

Bangunan ini biasanya terletak dibagian depan rumah, dan terdapat waktu tersendiri untuk melakukan pemujaan.

2. Bale Gede

Bale Gede

Bale gede atau yang juga disebut dengan Bale Adat ini merupakan tempat untuk berkumpul keluarga besar dan menyambut tamu.

Selain itu tempat ini juga biasa digunakan untuk melakukan pertemuan antar kepala adat atau kepala suku.

3. Bale Dauh

Bale Dauh

Bale Dauh merupakan ruangan khusus yang digunakan untuk anak lelaki, dimana bagian ini biasanya ditempati oleh anak laki-laki yang ada di rumah adat tersebut.

Tempat ini juga tidak jarang digunakan sebagai ruangan kerja dan tempat pertemuan pekerjaan.

Bale Dauh juga digunakan oleh putra laki-laki sebagai tempat beristirahat atau kamar tidur.

4. Bale Manten

Bale Manten

Dari namanya saja mungkin kalian sudah bisa menebak bahwa bagian ini merupakan tempat untuk pengantin.

Bangunan ini memang merupakan bangunan khusus yang diperuntukkan untuk anak perempuan dan juga pengantin barunya.

5. Pura Keluarga

Pura Keluarga

Pura Keluarga atau yang dikenal dengan pamerajaan merupakan sebuah pura yang digunakan untuk beribadah.

Para penghuni rumah biasanya melakukan pemujaan dan berdoa di Pura tersebut.

6. Paon

Paon

Paon atau dapur merupakan tempat yang digunakan untuk memasak.

Jadi bangunan rumah adat tersebut memiliki bangunan tersendiri yang digunakan sebagai dapur.

Ruangan ini biasanya terdapat dibagian paling belakang komplek rumah adat.

7. Lumbung

Lumbung

Lumbung merupakan tempat penyimpanan khusus atau gudang yang digunakan untuk menyimpan berbagai bahan pangan.

Misalnya saja padi, jagung, beras, dan bahan pangan utama lainnya.

Bangunan ini biasanya terletak dibagian belakang dan tidak jauh dari bangunan dapur.

Keunikan Rumah Adat Bali

Keunikan Rumah Adat Bali

Rumah adat di Bali memiliki beberapa keunikan yang membuatnya berbeda dengan rumah adat Indonesia lainnya.

Keunikan tersebut, juga mengandung berbagai filosofi kehidupan tersendiri bagi masyarakat Bali.

1. Adanya Gapura Sebagai Pintu Masuk

Gapura Candi Bentar

Rumah adat ini pada umumnya memiliki pintu masuk yang bernama Gapura Candi Bentar.

Gapura tersebut dibangun untuk menambah nilai estetika pada rumah adat Bali dengan detail yang sangat bagus.

Bangunan Gapura Candi Bentar ini pada umumnya memiliki beberapa anak tangga dan tidak memiliki atap di atasnya.

2. Pagar Tembok Tidak Hanya Sebagai Pembatas

pagar rumah adat bali

Kompleks rumah adat Bali biasanya dibangun didalam pagar tembok yang cukup rapat.

Hal tersebut karena memang masyarakat Bali mempercayai bahwa pagar tembok tersebut dapat melindungi mereka dari roh jahat.

Pagar tersebut dibangun tidak terlalu tinggi namun tetap bisa melindungi privasi yang ada di dalam kompleks tersebut.

Pagar tembok ini dibuat dengan menggunakan material batu bata ekspos atau batu candi.

3. Hunian Rumah Adat yang Dibuat Komplek

komplek rumah adat bali

Keunikan lain dari rumah tradisional Bali yaitu hunian tersebut dibuat seperti kompleks.

Dimana terdapat beberapa bangunan terpisah dan masing-masing bangunan memiliki fungsi yang berbeda.

Untuk tata ruangnya sendiri, rumah adat ini menganut konsep kosmologis dan juga falsafah kepercayaan antara manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia lain, dan manusia dengan alam.

Aturan tata letak tersebut ternyata sudah diatur didalam kitab suci Weda dan dikenal dengan sebutan Asta Kosala Kosali.

4. Tata Letak Ruangan Berdasarkan Arah Mata Angin

bangunan rumah adat bali

Keunikan lainnya yaitu dalam pengaturan tata letak bangunan yang berdasarkan atas mata angin dan hierarki.

Dengan begitu, ruangan yang disucikan akan diletakkan pada sudut utara dan sudut timur.

5. Bangunan yang Akrab dengan Nuansa Alam

desain bangunan rumah adat bali

Falsafah kepercayaan manusia dengan alam membuat rumah adat Bali ini dibuat dengan mengadopsi konsep yang akrab dengan nuansa alam.

Rumah adat ini pada umumnya memiliki halaman yang cukup luas agar penghuni rumah tersebut terdorong untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan alam.

Lalu pada desain atap biasanya terdapat fitur tingkap atau tambahan ruang antara atap dan dinding.

Hal tersebut bertujuan agar sirkulasi udara bisa lancar dan penghuninya bisa merasakan sejuknya udara alami.

Filosofi Rumah Adat Bali

Filosofi Rumah Adat Bali

Masyarakat Bali memiliki filosofi tersendiri untuk mendirikan rumah adat Bali.

Filosofi tersebut yaitu sebuah dinamika di dalam kehidupan yang akan tercapai ketika terdapat sebuah hubungan harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan.

Pawongan disini memiliki arti hubungan antar manusia, palemahan berarti hubungan antara penghuni dan alam, dan parahyangan berarti hubungan antara pemilik rumah dengan roh suci atau dewa.

Karena itulah, di dalam membuat rumah tradisional Bali harus memiliki ketiga aspek tersebut yang juga dikenal dengan “Tri Hita Karana”.

Selain itu, rumah adat ini juga penuh dengan dekorasi seperti ukiran, peralatan, dan elemen warna.

Dekorasi tersebut bagi masyarakat Bali memiliki filosofi khusus yaitu untuk mengekspresikan keindahan dan wujud komunikasi dengan alam.

Material Bangunan Rumah Adat Bali

Material Bangunan Rumah Adat Bali

Pembangunan rumah adat ini menggunakan material berbeda yang biasanya dikarenakan oleh keadaan sosial atau ekonomi.

Bagi masyarakat biasa, biasanya mereka membangun rumah adat dengan menggunakan peci yang terbuat dari tanah liat.

Namun bagi bangsawan, mereka biasanya menggunakan material bata yang ditumpuk untuk dijadikan sebagai pondasinya.

Ragam Dekorasi Rumah Adat Bali

Ragam Dekorasi Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali memang dipenuhi dengan hiasan, seperti pahatan dan ukiran yang berbentuk manusia, tumbuhan, maupun binatang.

Ragam ukiran dan hiasan yang terdapat di rumah tradisional Bali diantaranya yaitu:

  • Keketusan
    Keketusan yaitu motif tumbuhan dengan daun lebar dan bunga yang lebar. Hiasan ini biasanya ditempatkan di tempat yang luas.
    Jenis dari keketusan cukup beragam, seperti keketusan wangsa, bun-bun, bunga tuwung, dan sebagainya.
  • Kekarangan
    Kekarangan yaitu pahatan yang memiliki motif karangan seperti tumbuhan lebat dengan daun yang terurai.
    Hiasan tersebut biasanya dipahatkan di bagian sudut batasan sebelah atas yang juga disebut dengan karang simbar.
  • Pepatran
    Pepatran yaitu hiasan dengan motif bunga. Contohnya patra sari yang biasanya ditempatkan di bidang sempit seperti tiang-tiang.

Kesimpulan

Rumah adat Bali biasanya dibangun seperti kompleks, dimana di dalamnya terdiri dari berbagai macam bangunan dengan fungsi yang berbeda.

Seperti bangunan Angkul-angkul, Bale Manten, Bale Gede, Bale Dauh, Sanggah, Lumbung, Paon, dan lain sebagainya.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar