Secara umum, pengertian estetika adalah sebuah bidang ilmu yang mempelajari serta membahas mengenai keindahan, bagaimana sebuah keindahan bisa tercipta dan bagaimana keindahan itu dapat disadari serta dirasakan oleh manusia.
Nah, adapun beberapa pengertian estetika lainnya yang akan kita bahas secara lengkap di bawah ini.
Daftar Isi
Pengertian Estetika
1. Secara Etimologi
Secara etimologis, istilah dari kata “estetika” asalnya dari bahasa Latin “aestheticus” atau bahasa Yunani “aestheticos” yang berarti merasa atau hal – hal yang bisa diserap oleh panca indera manusia.
Namun ada pula yang menyebutkan jika arti estetika adalah sebuah cabang ilmu filsafat yang membahas mengena keindahan seta pada biasanya ada di dalam seni serta alam semesta.
2. Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian estetika menurut para ahli, antara lain:
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Sebuah cabang filsafat yang membahas mengenai seni, nilai keindahan, serta tanggapan manusia padanya. Serta juga bisa diartikan sebagai kepekaan manusia pada seni serta keindahan.
b. Dra. Artini Kusmiatin
Sebuah kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang baru dapat dirasakan oleh seseorang apabila terjalin perpaduan yang harmonis diantara elemen yang ada terhadap sebuah objek.
c. J.W Moris
Estetika sama seperti seni sebab estetika dapat dikenakan terhadap banyak objek yang indah maupun tidak. Ia jua menyebutkan bahwa estetika merupakan suatu objek seni (art).
d. Aristoteles
Aristoteles berpendapat jika seni memberikan banyak sekali dampak baik dengan beragam ilmu pengetahuan yang bisa diaplikasikan serta tak kalah dengan ilmu eksak.
e. Van Mater Ames (Colliers Encyclopedia, 1)
Estetika adalah sesuatu yang sudah berhubungan dengan apresiasi, penciptaan, dan kritik pada karya seni dalam konteks keterkaitan seni dengan aktivitas manusia serta peranan seni di dalam perubahan dunia.
f. Jakob Sumarjo
Estetika ini mempersoalkan hakikat keindahan alam serta karya seni, sementara filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni maupun benda seni, atau artifak yang disebut sebagai seni.
g. William Haverson, dalam Estetika Terapan, 1989
Semua hal yang berkaitan dengan sifat dasar nilai – nilai non moral sebuah karya seni.
h. Herbert Read
Suatu kesatuan serta hubungan bentuk yang terdapat diantara penyerapan indra manusia, yang pada umumnya manusia menganggap estetika sebagai seni / seni akan selalu mengandung nilai keindahan.
i. Bruce Allsopp
Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai proses serta aturan di dalam menciptakan sebuah karya seni, yang diharapkan dapat menciptakan perasaan positif untuk orang yang melihat serta merasakannya.
l. Earl of Shaftesbury
Suatu keindahan yang didapatkan dari ide murni abadi sehingga dapat membuat suatu hal yang luar biasa, tanpa harus terdapat campur tangan dari kepentingan pribadi (selera) sebab dengan hal itu bisa merusak keindahan murni itu sendiri.
m. Agustinus
Suatu hal yang berwujud keindahan dengan adanya kesatuan objek maupun unsur seni lain yang sesuai dengan prinsip – prinsip seni dan mengetahui porsinya masing – masing.
n. Hutcheson
Suatu keindahan yang bersifat tunggal yakni kemurnian, dan meyakini jika manusia bisa menciptakan keindahan itu sebab di dalam diri mereka ada kemampuan dasar yang bersifat eksternal maupun internal.
Penilaian Keindahan
Walaupun pada mulanya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis di dalam membentuk sebuah karya, namun perubahan pola pikir di dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian pada keindahan.
Sebagai contoh:
Di masa romantisme di negara Prancis, keindahan berarti kemampuan dalam menyajikan suatu keagungan.
Di masa realisme, keindahan arinya kemampuan menyajikan suatu hal dalam kondisi apa adanya.
Sementara masa maraknya de Stijl di negara Belanda, keindahan berarti kemampuan memadukan warna serta ruang sekaligus kemampuan mengabstraksi benda.
1. Konsep The Beauty and The Ugly
Perkembangan zaman menyadarkan jika keindahan tak selalu mempunyai rumusan tertentu.
Ia berkembang sesuai dengan penerimaan masyarakat pada ide yang muncul oleh para seniman. Oleh sebab itu, selalu dikenal ada dua hal dalam penilaian keindahan, yakni:
- The beauty: Sebuah karya yang memang diakui banyak pihak sudah memenuhi standar keindahan.
- Dan The Ugly: Sebuah karya yang sama sekali tak memiliki standar keindahan serta masyarakat banyak yang menilai buruk, namun apabila dipandang dari sudut lain, ada juga sisi yang memperlihatkan keindahan.
2. Sejarah Penilaian Estetika
Keindahan seharusnya sudah bisa dinilai ketika pertama kali sebuah karya seni dibuat. Namun, rumusan keindahan pertama kali didokumentasikan oleh filsuf Plato yang menentukan keindahan dari keharmonisan, proporsi, dan kesatuan.
Sedangkan Aristoteles, menilai keindahan ada pada aturan – aturan, kesimetrisan, serta keberadaan.
Estetika klasik mempunyai 3 tonggak yang berlanjut di periode – periode estetika berikutnya, diantaranya:
- Karya seni merupakan tiruan (mimesis) kenyataan.
- Karya seni memiliki sifat fungsional (maksudnya berhubungan erat dengan isu sosial, etis, serta politis)
- Keindahan adalah perkara keselarasan antar bagian (summetria)
Perkembangan pada periode estetika berikutnya yakni estetika pertengahan sebagai periode lanjutan masih memegang tiga tonggak estetika klasik.
Tokoh estetika pada abad pertengahan misalnya Agustinus mengartikulasikan jika wacana keindahan merupakan soal kesesuaian dengan proporsi matematis semesta.
Adanya wujud semua hal menyiratkan adanya struktur matematis di dalam berbagai hal. Jika suatu hal disebut indah, maka struktur matematis yang membuatnya seperti itu. Dimana, struktur matematis tersebut juga berasal dari Tuhan sendiri.
Teori di atas juga muncul dari Thomas Aquinas, yang mana ia berpendapat jika keindahan hanyalah aspek lain dari kebenaran, ketunggalan, serta kebaikan tuhan.
Ia melihat keindahan pada suatu karya seni yang ditentukan oleh tiga hal, seperti:
- Keutuhan.
- Keselarasan.
- Kecemerlangan.
Ibn Al-Haytham berhasil menerangkan terkait fenomena perbedaan ukuran antara objek aktual dengan objek visual yang akan membukakan pintu ke arah teori perspektif di dalam seni rupa Renaisans.
Ibn Rushd juga mengupas dasar pengalaman estetis dengan menjabarkan jika evaluasi estetis atas karya seni harus dikerjakan dengan semangat rasional dan tidak dipengaruhi oleh emosi serta prasangka kultural yang sempit.
Ia berpendapat jika kekuatan seni berada pada kemampuannya dalam menggambarkan berbagai kemungkinan kenyataan.
Estetika renaisans mempunyai kecenderungan penolakan pada estetika klasik, melalui beberapa tokoh seperti da Vinci, Alberti seni didekatkan pada sains.
Fungsi Estetika
Estetika sangat diperlukan di dalam kehidupan sehari – hari. Ketika kita menilai semua hal yang baik maupun buruk, pastinya kita akan memakai estetika ini.
Ilmu estetika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari semua hal yang berhubungan dengan keindahan, mempelajari seluruh aspek dari apa disebut dengan keindahan.
Tetapi disini tak hanya keindahan terhadap sebuah karya, yang dimaksudkan ialah semua hal mengenai aspek kehidupan yang berkaitan tentang keindahan, entah itu kejiwaan, pengetahuan, emosi, atau yang lainnya.
Manfaat Estetika
Jika melihat pengertian estetika di atas, maka dapat kita ketahui bahwa estetika memiliki kaitan erat dengan dunia seni. Yang mana dalam hal tersebut, estetika sangat diperlukan di dalam sebuah seni.
Maka dari itu, berikut ini ada beberapa fungsi dari estetika yang perlu kalian ketahui, antara lain:
- Menambah wawasan terkait berbagai unsur subjektif yang dapat mempengaruhi kemampuan manusia di dalam menikmati seni dan keindahan.
- Menambah pengetahuan manusia mengenai berbagai unsur seni serta keindahan, dan juga bermacam faktor yang dapat mempengaruhinya.
- Menambah wawasan terkait berbagai nilai kesenian dan keindahan.
- Meningkatkan rasa cinta serta apresiasi manusia terhadap seni, alam, serta budaya bangsanya.
- Meningkatkan kewaspadaan terhadap pengaruh buruk yang dapat merusak seni serta budaya lokal.
- Menambah kemampuan manusia di dalam menilai suatu karya seni, sehingga manusia dapat mengembangkan budaya apresiasi seni itu sendiri.
- Meningkatkan kemampuan manusia dalam berpikir secara sistematis dan menambah wawasan sebagai bekal untuk kehidupan spiritual serta psikologi sehingga dapat memecahkan suatu masalah dengan tenang.
- Meningkatkan kepercayaan manusia dengan keprimanusiaan, moralitas, kesusilaan, dan ketuhanan.
- Memperkokoh rasa cinta terhadap kesenian serta kebudayaan bangsa.
- Memantapkan kemampuan menilai karya seni yang secara tak langsung dapat mengembangkan apresiasi seni di lingkungan masyarakat.
Unsur – Unsur Estetika
Berikut adalah beberapa unsur pada estetika, antara lain:
1. Unsur Tema
Unsur tema yang dimaksud dalam sini ialah ide maupun gagasan yang disampaikan oleh si pembuat objek atau karya seni terhadap orang lain.
Pada umumnya, tema pada sebuah karya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: Letak geografis, budaya, adat istiadat, dan yang lainnya.
2. Unsur Warna
Estetika merupakan suatu keindahan, yang mana definisi tersebut lumayan sering diutarakan oleh banyak orang.
Warna ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan keindahan terhadap suatu benda maupun objek yang lain.
Keindahan sebuah objek juga amat dipengaruhi dengan unsur warna. Biasanya, dalam pilihan warna objek akan disesuaikan dengan orang yang akan memakainya.
3. Unsur Motif Hias
Unsur estetika yang berikutnya ialah unsur motif hias.
Motif hias merupakan suatu gambar atau pola yang menjadi hiasan pada sebuah objek / produk.
Tujuan dari penambahan motif hias dalam sebuah suatu objek tersebut untuk menambah nilai keindahan atau estetika terhadap objek atau produk itu sendiri.
4. Unsur Bentuk
Unsur bentuk “shape” sangat berpengaruh terhadap daya tarik dalam sebuah objek. Pada umumnya, bentuk dari objek terdiri atas dua jenis, yakni dua dimensi serta tiga dimensi.
Objek dua dimensi tidak mempunyai volume serta bentuknya datar. Contoh: Lukisan, hiasan dinding, foto, dan yang lainnya.
Objek tiga dimensi mempunyai kedalaman, volume, dan ruang. Contoh: Patung, tas, pakaian, dan yang lainnya.
Bentuk juga bisa meningkatkan nilai estetika terhadap sebuah benda. Seseorang dapat menyebut suatu benda mengandung nilai estetika juga jika memiliki bentuk yang unik dan juga indah.
Aspek Estetika
Masyarakat lebih mengenal estetika sebagai suatu keindahan.
Tetapi jika melihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), estetika merupakan suatu cabang ilmu filsafat yang menelaah serta membahas terkait keindahan dan tanggapan manusia padanya.
Dari definisi tersebut, diketahui terdapat aspek estetika yang menjadi cabang dari ilmu filsafat itu, antara lain:
Aspek yang dipakai dalam menilai suatu karya seni ada tiga macam, antara lain:
1. Absolutisme
Adalah suatu penilaian karya seni yang mutlak, tidak bisa ditawar lagi. Penilaian satu ini didasari dengan konvensi atau aturan yang sudah ada.
2. Anarki
Merupakan suatu penilaian berdasarkan pendapat masing – masing individu.
Penilaian satu ini memiliki sifat subjektif serta tidak perlu adanya pertanggungjawaban. Tetapi penilaian ini tetap didasarkan dengan aturan seni yang berlaku.
3. Relativisme
Merupakan suatu penilaian seseorang yang tak mutlak (absolut) serta sifatnya masih objektif.
Teori Estetika
Selain aspek, jika dilihat sebagai cabang ilmu filsafat, maka diketahui ada 5 teori estetika, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Teori Estetik Formil
Teori satu ini menyebutkan jika keindahan eksterior bangunan melibatkan masalah bentuk serta warna. Teori ini juga memandang keindahan sebagai suatu hasil formal dari tinggi, lebar, ukuran, dan juga warna.
2. Teori Estetik Ekspresionis
Teori kedua menyebutkan jika keindahan tak selalu terwujud lewat bentuknya, namun melalui tujuan, maksud, dan juga ekspresi.
Pada teori ini juga mengasumsikan jika mayoritas keindahan sebuah karya seni tergantung dengan apa yang diungkapkannya.
3. Teori Estetik Psikologis
Di dalam teori ini, keindahan terbagi ke dalam 3 aspek, antara lain:
- Keindahan merupakan hasil dari emosi yang hanya bisa ditunjukkan dengan adanya metode psikoanalitik.
- Keindahan merupakan hasil dari rasa puas pemirsa dengan objek yang mereka lihat.
- Keindahan di dalam arsitektur merupakan ritme sederhana dan juga mudah
4. Teori Esensialitas
Prinsip dalam teori ini menyebutkan jika seseorang yang menilai suatu hal yang indah dapat berbicara mengenai sesuatu yang memberikannya kesenangan yang dihasilkan dari kemampuan manusia pada umumnya.
5. Teori Bentuk Tujuan
Dan pada teori terakhir ini, apabila keempat teori sebelumnya berhubungan dengan subjek yang mengalami keindahan, maka kalian bisa melihat teori kelima dari objek keindahan itu sendiri.
Contoh Estetika
Setelah mengetahui uraian di atas terkait estetika, berikut kami berikan contoh estetika yang akrab dengan kehidupan sehari – hari, antara lain:
1. Menonton Pertunjukan
Contoh yang pertama adalah pada saat kalian tengah menonton sebuah pertunjukan. Untuk sebagian orang mungkin pertunjukan drama kolosal itu kurang menarik serta terasa membosankan.
Tetapi untuk sebagian orang yang lain dimana mereka menyukai genre pertunjukan kolosal, tentunya akan menganggap pertunjukan tersebut sangat menarik dan mereka bisa sangat menikmatinya.
Maka dari itu, nilai estetika ini sifatnya subjektif, tergantung bagaimana sudut pandang pada masing – masing individu.
2. Keindahan Lukisan
Keindahan lukisan pemandangan dapat dirasakan oleh banyak orang. Namun, rasa indah itu tidak bisa disamakan antara individu satu dengan individu yang lain.
Hal tersebut disebabkan tiap – tiap orang memiliki persepsi sendiri untuk menilai lukisan yang mereka lihat.
Contoh nilai estetika yang dilihat dari lukisan pemandangan mungkin pada sebagian orang yang melihatnya akan menganggap jika lukisan tersebut nampak indah sebab adanya unsur perpaduan warna.
Namun disisi lain, ada pihak yang melihat keindahan itu hanya dirasakan karena adanya unsur bentuk yang bagus.
Maka dapat kita ketahui, jika nilai estetika dapat dilihat ataupun dirasakan dari berbagai hal yang ditunjukkan serta dari tiap – tiap individu mempunyai pengalaman estetika tersendiri sehingga mereka cenderung menilai karya berdasarkan pengalaman yang sudah mereka kantongi.
Tak heran rasanya apabila apresiasi pada tiap – tiap orang ada suatu karya seni itu berbeda – beda.
3. Kecantikan
Nilai estetika juga bisa dilihat berdasarkan standar kecantikan yang dimiliki pada setiap manusia.
Ada sebagian orang yang menganggap jika seorang wanita tidak begitu cantik, namun menarik untuk dilihat. Hal tersebut disebabkan kriteria cantik pada tiap – tiap orang berbeda.
Sebagai informasi jika kecantikan pada umumnya memiliki sifat yang subjektif, sehingga kita tidak bisa memaksakan semua orang harus satu pendapat dengan apa yang kita rasakan.
Menurut kalian, wanita yang tengah kalian lihat nampak cantik, namun untuk orang lain yang melihatnya menganggap bahwa wanita tersebut biasa saja.
Hal tersebut juga dipengaruhi dari pengalaman estetikanya.
Seseorang bisa menyebutkan jika hal itu indah jika mempunyai pengaruh timbal balik serta menarik imajinasi dan pemikiran orang tersebut.