Pada dasarnya, geguritan merupakan salah satu jenis puisi yang disajikan dalam bahasa Jawa. Maka dari itu, istilah ini akan sangat berkaitan erat dengan dunia sastra, yang selalu menjadikan bahasa-bahasa tertentu sebagai media utamanya.
Selain itu, puisi dalam bahasa Jawa ini juga sering dikatakan sebagai salah satu bagian dari karya sastra yang memiliki ciri-ciri dan struktur cukup berbeda. Dengan demikian, kamu harus bisa memahami segala jenis penjelasan yang berkaitan tentang hal ini jika ingin membuatnya.
Daftar Isi
Pengertian Geguritan
Jika membahas tentang pengertiannya sendiri, maka bisa dikatakan bahwa geguritan adalah karya sastra yang digunakan untuk menyampaikan isi hati, mengingatkan sebuah pesan bagi yang membacanya, atau memberi sebuah pelajaran tertentu kepada orang-orang yang membacanya.
Menurut Bagus Wahyu Setyawan, seorang ahli terpercaya, istilah ini berasal dari kata gurit yang berarti tulisan, gambar, dan juga nyanyian, yang di dalamnya akan disajikan berdasarkan struktur-struktur tertentu yang sudah ditetapkan.
Sementara itu, menurut Padmosoekotjo dalam buku Ngengrengan Kasusastran Djawa II sendiri, istilah ini juga bisa disebut sebagai karya sastra yang memiliki aturan dan unsur tertentu di dalamnya. Aturan-aturan yang berlaku di dalamnya ini harus dipatuhi oleh setiap individu yang hendak membuatnya.
Karya sastra yang satu ini bisa kamu manfaatkan untuk menyampaikan isi hati ketika sedang sedih maupun ketika sedang senang. Jadi, bagi orang-orang yang gemar membuatnya, karya sastra ini bisa menjadi media yang tepat untuk mengembangkan kreatifitas yang dimilikinya.
Baca: Tembang Macapat
Ciri-Ciri Geguritan
Pada dasarnya, karya sastra dalam bahasa Jawa ini tidak hanya akan memiliki struktur khusus saja, tapi juga akan memiliki ciri-ciri tertentu yang membuatnya berbeda dengan karya sastra jenis lainnya. Dalam hal ini, berikut adalah ciri-ciri yang perlu kamu ketahui:
- Jumlah baris tidak tetap
- Setiap baris akan terdiri dari 8 suku kata
- Bunyi pada akhir kata bersuara sama
- Permulaan harus diawali dengan kata sun gegurit atau dalam bahasa Indonesianya adalah aku mengarang
Baca: Sandangan Aksara Jawa
Struktur Geguritan
Perlu kamu ketahui secara jelas bahwa karya sastra ini akan memiliki struktur yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu struktur fisik dan struktur batin. Untuk membantu kamu dalam memahami kedua jenis struktur ini, berikut kami sampaikan penjelasan lengkap mengenai kedua hal tersebut:
1. Struktur Fisik
Yang dimaksud dengan struktur fisik itu sendiri adalah sebuah unsur yang bersifat nyata atau tampak pada setiap susunan katanya. Umumnya, jenis struktur ini akan terdiri dari diksi, pengimajinasian, kata konkret, majar, versifikasi, dan tipografi. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, simak informasi ini:
- Pemilihan kata yang dilakukan oleh pengarang pada saat membuat puisi dalam bahasa Jawa ini. Ketika membuat karya sastra tertentu, seorang pengarang harus bisa mengungkapkan makna-maknanya dengan sangat baik, sehingga pemilihan kata yang tepat wajib dilakukan dalam hal ini.
- Susunan kata yang berfungsi untuk mengungkapkan pengalaman indrawi dari masing-masing orang. Dengan adanya struktur pengimajinasian seperti ini, dapat membuat pembaca lebih bisa memahami makna dari karya sastra tersebut.
- Kata konkret. Susunan kata penuh makna yang dapat dirasakan, dilihat, didengar, maupun dicium oleh para indera manusia. Nantinya, kata konkret ini akan berhubungan dengan kiasan-kiasan tertentu.
- Sebuah bahasa berkias yang dapat menyebabkan munculnya konotasi tertentu. Umumnya, majas dapat memberikan kesan yang lebih prismatis ke dalam suatu karya sastra yang menggunakannya.
- Sebuah istilah yang menyangkut rima, ritme, serta metrum yang terkandung di dalam suatu karya sastra tertentu. Dengan begitu, karya sastra yang tersaji dalam bahasa Jawa ini bisa dibuat secara lebih sempurna.
- Tatanan larik, bait, kalimat, kata, maupun bunyi yang tepat, sehingga dapat menghasilkan bentuk fisik terbaik demi mendukung isi, rasa, dan suasana dalam karya sastra tersebut.
2. Struktur Batin
Sangat berbeda dengan struktur fisik yang lebih berfokus pada susunan kata yang terlihat nyata, untuk struktur batin adalah sebuah unsur pembangun yang tidak bisa dilihat secara langsung. Dalam hal ini, beberapa struktur di dalamnya adalah:
- Pokok pikiran yang diungkapkan oleh pengarang dari suatu karya sastra tertentu.
- Salah satu hal yang bisa menggambarkan sikap seorang pengarang terhadap karya sastra itu sendiri. Nantinya, pengarang dapat menyampaikan tema dengan nada yang sesuai, seperti menggurui, mendikte, atau beberapa jenis nada seperti ini lainnya.
- Suatu hal yang dapat menggambarkan sikap pengarang terhadap pokok masalah yang ada dalam karya sastranya tersebut.
- Sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karya sastra yang sudah dibuatnya tersebut.
Baca: Contoh Syair
Jenis-Jenis Geguritan
Selain memahami pengertian, ciri-ciri, dan struktur dari istilah ini sendiri, kamu juga perlu tahu apa saja jenis-jenis yang ada di dalamnya, dan antara lain adalah:
1. Gagrag Lawas
Dalam hal ini, gagrag lawas akan berbentuk kakawin, kidung, atau susunan syair tembang macapat yang masih terikat dengan aturan baku. Selain itu, pilihan bahasa di dalamnya juga akan lebih banyak menggunakan kosakata dari bahasa Jawa kuno atau bahasa Kawi.
2. Gagrag Anyar
Aturan dan pengertian dari gagrag anyar akan sangat berbeda dengan gagrag lawas. Jika gagrag lawas masih sangat terikat dengan aturan baku, untuk gagrag anyar sendiri tidak akan terikat dengan aturan-aturan baku tersebut.
Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan akan ada bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dalam karya sastra jenis ini.
Baca: Pengertian Puisi
Cara Membuat Geguritan
Ketika hendak membuat jenis karya sastra yang satu ini, kamu juga harus tahu bagaimana cara membuatnya yang baik dan benar. Sebab, proses pembuatannya itu sendiri akan mempengaruhi kualitas makna dari karya sastra tersebut.
Tak perlu membahas lain halnya lagi, berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan oleh setiap pengarang pada saat membuat karya sastra puisi dalam bahasa Jawa:
- Pertama-tama, tentukan temanya terlebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan agar makna yang ada di dalam karya sastra tersebut bisa tersampaikan secara lebih jelas dan mudah.
- Selipkan majas atau gaya bahasa tertentu ke dalam karya sastra tersebut. Dalam hal ini, beberapa jenis majas yang bisa digunakan adalah hiperbola, personifikasi, metafora, dan jenis-jenis majas lainnya.
- Pastikan bait, irama, dan rima yang digunakan sudah sesuai dengan aturan atau unsur yang sudah disebutkan di atas.
Baca: Contoh Puisi
Contoh Geguritan
Untuk mengakhiri pembahasan tentang karya sastra yang satu ini, ada baiknya jika kita juga membahas tentang contohnya. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah dalam memahami definisinya. Adapun contoh geguritan tema pendidikan yang akan kami sampaikan adalah:
Kadya ron garing
Kumleyang kabur kanginan
Ing jagat peteng lelimengan
Krasa luwih abot
Anggonku ngadhepi dina-dina
Mlakuku ora mantep
Kagubet ribet lan ruwet
Adoh saka cahyamu
Pedhut ing sakindering pandulu
Panjenengan
Guruku lan sihku
Kancanana sukmaku sinau bab katresnan sajroning ati
Nah, dari penjelasan di atas, kini bisa disimpulkan bahwa geguritan merupakan karya sastra yang sangat berharga, karena dapat menggambarkan budaya Indonesia yang sangat beragam.