Rumah Adat Jawa Timur

Provinsi Jawa Timur memang terkenal dengan filosofi hidupnya yang kental, mulai dari kehidupannya, lingkungannya, bahkan dari rumah adat yang ada.

Rumah adat bukanlah sekedar rumah hunian biasa, namun pada setiap pembagian nya memiliki makna masing-masing yang melambangkan harapan dan doa untuk menjalani hidup di dunia ini.

Bentuk rumah adat di Jawa Timur mirip dengan bentuk rumah adat lain di provinsi Jawa Tengah, hanya saja memiliki nilai-nilai filosofi yang berbeda.

Salah satu filosofi terkenal yang hingga saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Jawa Timur yaitu “urip iku urup”, yang berarti hidup itu harus bermanfaat bagi sesama.

Keunikan Rumah Adat Joglo Jawa Timur

Keunikan Rumah Adat Joglo Jawa Timur

Jika dilihat dengan sepintas, rumah tradisional di Jawa Timur memang mirip dengan rumah Joglo yang ada di Jawa Tengah.

Hanya saja keunikan rumah adat Joglo Jawa Tiumur terletak pada jenis kayu yang digunakan, yaitu kayu jati.

Selain itu, desain atap yang mirip dengan bentuk gunung ini juga menjadi ciri khas tersendiri.

Bentuk atap yang menyerupai gunung tentu dibuat dengan filosofi sendiri, dimana gunung memiliki arti luas dan penuh makna untuk kehidupan.

Tidak berhenti disitu, ukiran yang ada pada bagian atap, pondasi, dan dinding juga memiliki makna tentang bagaimana untuk menjalani hidup yang baik.

Rumah Joglo Jawa Timur juga mampu menghadirkan atmosfer yang nyaman bagi penghuninya.

Dimana penghuni rumah tersebut akan merasa tenang, sejuk, dan nyaman dengan penataan bangunan yang membuat sirkulasi udara sangat baik.

Jenis Rumah Adat Joglo Jawa Timur

Jenis Rumah Adat Joglo Jawa Timur

Pada umumnya, terdapat tiga jenis rumah Joglo yang ada di provinsi Jawa Timur.

Ketiga bangunan tersebut tentu saja memiliki karakter, ciri khas, dan arsitektur yang berbeda-beda.

1. Rumah Joglo Sinom

Rumah Joglo Sinom

Rumah Joglo Sinom Jawa Timur ini memiliki karakteristik dimana pilar bangunannya berjumlah 36 pilar dengan 4 pondasi utama yang biasa disebut dengan “saka guru”.

Selain itu, pada bagian atap tengahnya dibentuk tinggi menjulang dibandingkan dengan desain atap Joglo lainnya.

Rumah Joglo Sinom ini memiliki luas tanah dan ukuran bangunan yang lebih kecil jika dibanding dengan Joglo lain.

2. Rumah Joglo Pangrawit

Rumah Joglo Pangrawit

Setiap sudut bangunan rumah Joglo Pangrawit ini memiliki tiang penyangga dengan atap yang menjulang dan sedikit lebih tumpul jika dibanding dengan Joglo Hageng dan Joglo Sinom.

Joglo Pangrawit biasanya dibangun di tanah yang lebih luas dan bangunannya juga lebih besar jika dibanding Joglo Sinom.

Meski lebih besar dari Joglo Sinom, namun ukuran Joglo Pangrawit masih lebih kecil jika dibandingkan dengan Joglo Hageng.

3. Rumah Joglo Hageng

Rumah Joglo Hageng

Rumah Joglo Hageng sendiri memiliki arti rumah Joglo Besar, karena Hageng dalam bahasa Indonesia berarti Besar.

Karena memang, luas tanah dan luas bangunan Joglo Hageng ini lebih besar jika dibanding dengan Joglo Sinom dan Joglo Pangrawit.

Rumah Joglo jenis ini biasanya identik dengan pemiliknya yang merupakan seorang bangsawan atau orang kaya di daerah Jawa Timur.

Ciri khas bangunan Joglo Hageng yang membedakan dengan Joglo lainnya yaitu pada bagian atapnya yang dibuat lebih pendek dan tumpul.

Selain itu keunikan Joglo Hageng lainnya yaitu pilar-pilarnya tersebar di semua penjuru rumah, halamannya yang luas, dan desainnya yang mewah.

Bagian-Bagian Rumah Adat Joglo Jawa Timur

Pembagian Ruangan Rumah Adat Joglo Jawa Timur dan Keunikannya

Rumah Joglo Jawa Timur sendiri biasanya dibagi kedalam enam bagian, dimana setiap bagian memiliki makna masing-masing.

Bagian-bagian tersebut yaitu Pendopo, Emperan, Pringgitan, Omah Njero, Sentong, dan Gadhok. Berikut penjelasannya:

1. Pendopo

pendopo

Bagian pendopo terletak di paling depan komplek Joglo Jawa timur, dimana bangunan ini dibuat tanpa adanya dinding dan hanya memiliki tiang penyangga dan atap saja.

Biasanya dibagian tengah pendopo, terdapat empat pilar utama yang mana berguna untuk melambangkan empat arah mata angin.

Fungsi utama dari pendopo ini yaitu sebagai tempat untuk menerima tamu, melakukan rapat, menggelar kesenian tradisional, dan upacara adat.

2. Pringgitan

Pringgitan

Hampir sama dengan pendopo, bagian ini juga tidak memiliki dinding atau sekat, namun memiliki banyak sekali pilar.

Bagian Pringgitan berfungsi sebagai penghubung antara bagian pendopo dan bagian omah njero.

Selain berguna sebagai penghubung, bagian ini juga biasanya dijadikan sebagai tempat untuk melakukan pertunjukan wayang.

Karena kata Pringgit sendiri dalam bahasa jawa berarti wayang atau wayangan.

3. Emperan

Emperan

Seperti namanya, bagian ini biasanya berada pada bagian depan rumah dengan bentuk seperti emper pada umumnya dan dilengkapi dengan meja dan kursi.

Bagian ini berfungsi sebagai tempat untuk bersantai, bercengkrama, dan menerima tamu.

4. Omah Njero

Omah Njero

Ruangan Omah Njero ini merupakan bagian dalam rumah yang digunakan sebagai tempat untuk berkumpul keluarga.

Ruangan ini sangatlah privat, karena hanya anggota keluarga pemilik rumah saja yang bisa masuk kedalam ruangan ini.

Biasanya, lokasi bangunan ini berada tepat di tengah komplek Joglo,

Sementara itu, desain bangunan ini sangatlah rapat dan terdapat dinding pembatas antara ruang satu dengan ruang lainnya.

5. Sentong

Sentong

Sentong dalam bahasa jawa memiliki arti kamar.

Terdapat tiga macam sentong yang ada di rumah adat Joglo Jawa Timur, yaitu:

  • Sentong Tengen
    Sentong tengen adalah kamar yang berada di bagian kanan bangunan rumah.
    Kamar ini berfungsi sebagai tempat tidur anak kecil dan kedua orang tuanya.
    Selain itu, ada juga yang menggunakan sentong tengen ini sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen.
  • Sentong Tengah
    Sentong tengah merupakan kamar bagian utama dan dianggap suci.
    Sentong tengah sendiri biasanya digunakan untuk menyimpan berbagai barang berharga dan bersejarah.
  • Sentong Kiwa
    Sentong Kiwa terletak dibagian kiri rumah. Ruangan ini berguna sebagai kamar tidur orang tua atau sesepuh di rumah tersebut.
    Biasanya sentong ini juga terhubung langsung dengan bagian belakang rumah.

6. Gandhok

Gandhok

Gandhok yaitu bagian tambahan dari rumah yang letaknya ada di paling belakang.

Ruangan ini biasanya digunakan sebagai gudang untuk menyimpan berbagai barang pemilik rumah.

Info: Bagian dapur rumah adat sangat berbeda dengan rumah zaman sekarang yang biasanya berupa dapur minimalis.

Daftar Rumah Adat Jawa Timur Selain Joglo

Daftar Rumah Adat Jawa Timur Selain Joglo

Selain rumah adat Joglo, di provinsi Jawa Timur juga masih terdapat lima rumah adat lainnya.

1. Rumah Adat Dhurung

Rumah Adat Dhurung

Rumah adat Dhurung ini memiliki bentuk seperti gubuk yang pada bagian atapnya terbuat dari rumbai daun pohan.

Rumah adat dari Jawa Timur ini memiliki fungsi sebagai tempat istirahat selepas bekerja di ladang atau sawah.

Selain itu, rumah adat Dhurung juga biasanya digunakan sebagai tempat untuk bersosialisasi masyarakat sekitar.

Dhurung sendiri biasanya diletakkan pada samping atau depan rumah.

Meski bangunan ini terkesan sederhana, namun sejatinya rumah adat ini memiliki seni ukir yang indah.

2. Rumah Adat Limasan Lambang Sari

Rumah Adat Limasan Lambang Sari

Rumah adat Jawa Timur selanjutnya yaitu Limasan Lambang Sari.

Keunikan dari rumah adat ini terletak pada bagian atapnya yang berbentuk limas, dan terdapat tiang dengan jumlah total 16 tiang.

Bangunan ini juga memiliki satu bubungan yang mana berguna untuk menghubungkan 4 sisi atap rumah.

3. Rumah Adat Limasan Trajumas Lawakan

Rumah Adat Limasan Trajumas Lawakan

Rumah adat Limasan Trajumas Lawakan Jawa Timur ini merupakan perkembangan dari model rumah Limasan biasa, dimana di depannya sudah terdapat emper atau teras.

Pada bagian tengah rumah ini, terdapat tiang sehingga membentuk dua rong-rongan pada bagian dalamnya.

Desain atap rumah adat ini terdiri dari empat sisi yang masing-masing sisinya bersusun dua.

Secara keseluruhan, rumah adat ini memiliki 20 tiang penyangga sehingga bangunannya terlihat simetris.

Sementara material yang digunakan biasanya yaitu dari kayu jati, kayu nangka, kayu glugu, dan kayu sonokeling.

4. Rumah Adat Suku Tengger

Rumah Adat Suku Tengger

Rumah adat Jawa Timur berikutnya adalah rumah adat Suku Tengger.

Rumah adat ini dibangun oleh masyarakat asli suku Tengger yang ada di lereng Gunung Bromo, Ranupane, Lumajang, Jawa Timur.

Struktur rumah adat ini terdiri dari papan atau batang kayu yang tersusun rapi, dan pada bagian atap dibuat sangat tinggi sehingga terkesan seperti gunung.

Rumah tradisional ini juga hanya memiliki satu atau jendela saja.

5. Rumah Adat Using

Rumah Adat Using

Rumah adat Using sendiri berasal dari daerah Banyuwangi, Jawa timur.

Rumah adat Using terbagi kedalam tiga jenis yaitu Tikel Balung, Crocogan, dan Baresan.

Ketiga jenis tersebut bisa dibedakan dari bagian atapnya. Dimana pada rumah adat Tikel Balung, atapnya berjumlah empat buah, sedangkan pada Baresan terdiri dari tiga atap, dan Crocogan terdiri dari dua atap saja.

Kesimpulan

Rumah adat Joglo Jawa Timur merupakan salah satu rumah adat yang paling terkenal, dimana didalamnya terdapat 6 bagian ruangan yang memiliki fungsi berbeda.

Selain rumah adat Joglo, terdapat juga rumah adat lain seperti Rumah Adat Using, Rumah Adat Suku Tengger, Rumah Adat Limasan Trajumas Lawakan, Rumah Adat Limasan Lambang Sari, dan Rumah Adat Dhurung.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar

Pakaian Adat Jawa Timur

Jawa Timur memiliki banyak sekali keragaman budaya, salah satunya adalah pakaian adat.

Pakaian adat dari Jawa Timur merupakan simbol bagi keutuhan budaya Jawa Timur itu sendiri yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Bahkan masih ada yang menggunakan pakaian adat dalam kegiatan sehari – hari. Khususnya Madura yang memang terkenal dengan ketaatan terhadap adat istiadat setempat.

Jawa Timur sendiri merupakan tempat di mana para pahlawan dilahirkan. Dengan demikian, Jawa Timur tidak dapat dipisahkan dari sejarah Bangsa Indonesia.

Pakaian Adat Jawa Timur Sebagai Identitas Budaya

Pakaian Adat Jawa Timur Sebagai Identitas Budaya

Sudah dijelaskan tadi bahwa pakaian adat dari Jawa Timur merupakan simbol bagi keutuhan budaya Jawa Timur.

Dengan begitu pakaian adat dari Jawa Timur ini juga merupakan identitas budaya bagi Jawa Timur.

Ciri Khas Pakaian Adat Jawa Timur

Ciri Khas Pakaian Adat Jawa Timur

Pakaian adat Jawa Timur juga memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas tersebut lah yang dapat membedakannya dengan pakaian adat yang lain.

Ciri khas ini terletak pada bentuk fisik maupun filosofi yang terkandung di dalam sebuah pakaian adat.

Berikut adalah ciri khas dari pakaian adat Jawa Timur :

  1. Sekilas, pakaian adat Jawa Timur memiliki banyak kesamaan dengan pakaian adat Jawa Tengah.
  2. Corak pakaiannya cenderung memiliki makna yang menunjukkan nilai – nilai ketegasan, tetapi sarat dengan nilai etika yang tinggi.
  3. Baju yang indah dan elok untuk dipandang.

Jenis-Jenis Pakaian Adat Jawa Timur

Jenis-Jenis Pakaian Adat Jawa Timur

Jawa Timur memiliki banyak sekali keragaman budaya, salah satunya adalah pakaian adat.

Terdapat berbagai macam jenis pakaian adat dari Jawa Timur, diantaranya adalah sebagai berikut ini :

1. Pase’an Madura

Pesa'an Madura

Pesa’an Madura adalah busana adat dari Jawa Timur yang sudah sangat terkenal, baik secara nasionla maupun mancanegara.

Pesa’an madura ini terdiri dari 2 busana, yaitu baju luar dan baju dalam. Baju luar berupa jas tutup polos berwarna hitam.

Sedangkan baju dalam berupa kaos bergaris merah putih atau merah hitam. Dengan menggunakan celana yang longgar dan panjangnya sampai mata kaki berwarna hitam polos.

Biasanya pesa’an digunakan pada acara – acara penting dari masyarakat Madura seperti acara pernikahan maupun acara lainnya.

Namun, di masa lalu pesa’an ini digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Seperti yang sering digunakan oleh tukang sate dari Madura.

2. Penadon

Penadon

Penadon adalah pakaian adat dari Jawa Timur yang berasal dari Ponorogo atau Kota Reog.

Penadon ini hampir sama dengan pesa’an madura. Hanya saja kaos yang digunakan adalah kaos belang merah putih dengan gambar khas kesenian Reog.

3. Baju Sakera

Baju Sakera

Kaos belang merah putih yang digunakan pada bagian dalam dari pesa’an madura adalah bernama baju sakera.

Makna dari garis belang merah putih ini adalah memperlihatkan sikap tegas yang dimiliki oleh masyarakat Madura.

Selain itu, terdapat makna lain yaitu dapat menegaskan bahwa masyarakat Madura memiliki semangat juang tinggi dalam menghadapi berbagai hal yang ada.

4. Baju Gothil

Baju Gothil

Baju gothil adalah pakaian warok ponorogo yang dipakai oleh para pria di Ponorogo. Baju ini juga asli dari Ponorogo atau Kota Reog.

Baju gothil berwarna hitam polos dan memiliki bentuk yang khas Ponorogo. Baju ini berukuran longgar dan memiliki lengan yang panjang dan longgar pula.

Teknik dalam menjahit baju gothil ini juga memakai teknik yang khusus, sehingga tidak semua penjahit baju bisa membuat dan menirunya.

Hal ini menjadi keunikan tersendiri dari pakaian adat Jawa Timur khususnya Ponorogo ini.

5. Celana Komprang

Celana Komprang

Celana komprang merupakan celana asli dari Kota Ponorogo yang digunakan untuk dipasangkan dengan baju gothil.

Celana ini memiliki bentuk yang unik, yaitu celana berukuran longgar dengan teknik jahit yang khusus.

Terdapat kolor yang terbuat dari bahan lawe pada bagian pinggangnya dengan ujung yang menjuntai.

Bentuk tersebut adalah bentuk yang dapat menambah kesangaran dan kegagahan dari para pemakai celana komprang tersebut.

6. Kebaya Rancongan

Pakaian Adat Jawa Timur (Pesa'an)

Kebaya rancongan adalah pakaian adat Jawa Timur yang digunakan oleh wanita yang dipasangkan dengan pesa’an madura.

Kebaya ini memiliki model yang sangat sederhana dan mengikuti bentuk tubuh.

Sarung batik bermotif lasem, storjan atau tebiruan adalah sarung yang dipasangkan untuk menjadi bawahan dari kebaya rancongan ini.

Tidak lupa juga dilengkapi dengan aksesoris seperti giwang atau anting, kalung emas berbentuk biji jagung, dan sisir cucuk.

Info: Semakin hari semakin banyak motif batik baru yang bermunculan

7. Sarong Bahan

Sarong Bahan

Sarong bahan adalah salah satu pakaian adat dari Jawa Timur yang disusun dari material kain dengan ukuran yang fleksibel.

Kain yang digunakan adalah kain sutra, katun, dan juga satin yang memiliki kualitas tinggi dan pastinya sangat nyaman digunakan.

Sarong bahan memiliki warna yang mencolok dan beraneka ragam seperti kuning keemasan, hijau atau biru kotak – kotak dengan warna putih sebagai dasar.

Sarong bahan ini dipakai dengan cara diselempangkan di salah satu bahu atau dapat juga dijadikan kerudung.

8. Baju Cak dan Ning

Baju Cak dan Ning

Baju cak dan ning adalah pakaian adat Jawa Timur khususnya Surabaya yang biasa digunakan pada saat kontes pemilihan bujang dan gadis atau Kontes Cak dan Ning.

Dalam kontes ini, para finalis menggunakan pakaian khas dari Surabaya.

Baju Cak adalah baju untuk pria yang terdiri dari beskap dan celana kain yang dilapisi dengan jarik.

Terdapat saku yang terletak di dada kiri pada beskapnya. Saku ini biasanya digunakan sebagai temmpat penyematan aksesoris kuku macan serta saputangan berwarna merah.

Sedangkan baju Ning adalah baju untuk wanita yang terdiri dari kebaya dan jarik serta tambahan kerudung selendang yang memiliki motif renda.

Tidak lupa Ning juga memakai aksesoris sebagai pendukung penampilannya seperti giwang atau anting, gelang, dan selop.

Baju cak dan ning ini memiliki desain yang sederhana. Walaupun begitu pakaian ini dapat memberi kesan menawan pada para pemakainya.

9. Pakaian Mantenan

Pakaian Mantenan

Sesuai dengan namanya pakaian mantenan adalah pakaian adat yang digunakan pada acara pernikahan oleh sang pengantin.

Model pakaian untuk pria dan untuk wanita biasanya sama yang terbuat dari bahan beledru berwarna dasar hitam.

Pakaian mantenan ini biasanya dipadukan dengan jarik dan beberapa aksesori seperti odheng, sabuk emas, dan kain selempang untuk pria.

Sedangkan untuk wanita, ditambahkan sanggul dan bunga melati. Dengan aksesoris – aksesoris tersebut maka kedua mempelai dapat tampil lebih mempesona.

10. Odheng Santapan

Odheng Santapan

Odheng santapan merupakan salah satu pelengkap dari sebuah pakaian adat yang digunakan oleh laki – laki sebagai penutup kepala.

Odheng Santapan sendiri berupa kupluk atau peci yang didesain dengan batik khas Jawa Timur.

Di mana desain tersebut biasanya dibuat dengan motif batik terkenal, salah satunya adalah motif telaga biru atau storjoan berwarna merah soga.

Odheng ini memiliki simbol derajat kebangsawanan dari seorang masyarakat Madura.

Penggunaan warna cerah dan mencolok ini menggambarkan karakter dari masyarakat Madura itu sendiri.

Masyarakat Madura dikenal dengan sifat yang tegas, berani, tidak kenal ragu, dan bersikap terbuka dalam menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain.

Sekilas bentuk odheng hampir sama dengan blankon, namun sebenarnya sangatlah berbeda.

Odheng santapan ini berbentuk segitiga dengan ukuran peci yang dapat diatur dan disesuaikan dengan masing – masing lingkar kepala penggunanya.

Karena masing – masing kepala pasti memiliki ukuran yang berbeda. Ukuran lingkar kepala yang lebar pasti akan membutuhkan kain batik panjang.

Sedangkan ukuran lingkar kepala yang kecil pasti tidak membutuhkan banyak kain batik melainkan hanya membutuhkan kain batik yang pendek.

11. Odheng Tapoghan

Odheng Tapoghan

Odheng tapoghan juga merupakan salah satu pelengkap dari sebuah pakaian adat yang digunakan oleh laki – laki sebagai penutup kepala.

Bentuk dari odheng tapoghan hampir sama dengan odheng santapan. Hanya saja motif yang digunakan berbeda.

Odheng tapoghan ini memiliki motif ikon bunga atau kidah api berwarna merah soga dengan hiasan yang sangat cantik.

Odheng ini juga dapat di desain dan dimodifikasi sesuai dengan selera yang pastinya tidak merubah nilai yang terkandung di dalamnya.

Cara memakai odheng tapoghan adalah dengan cara mengikatkannya pada bagian kepala. Sehingga rambut anda tidak akan tertutup oleh kain tersebut.

12. Udeng Ponorogo

Udeng Ponorogo

Udeng Ponorogo adalah penutup kepala yang merupakan pelengkap pakaian adat dari Ponorogo. Udeng ponorogo memiliki nama yaitu udeng wulung dan udeng warok.

Penyebutan udeng bagi masyarakat Ponorogo hanya berlaku untuk ikat kepala saja. Namun, jika disebutkan udeng wulung atau udeng warok maka yang dimaksud adalah ikat kepala yang khas dari Ponorogo.

Udeng ini biasanya berwarna hitam dengan motif putih selebar jari tangan yang terletak di bagian pinggir dan tengah udeng.

13. Katemang Kalep

Katemang Kalep

Katemang kalep adalah ikat pinggang atau sabuk yang juga menjadi pelengkap dari sebuah pakaian adat. Katemang kalep juga biasa disebut dengan katemang raja.

Bentuk dari katemang kalep ini adalah berbentuk lebar dengan bagian depannya yang dilengkapi saku sebagai tempat untuk menyimpan uang.

Bahan dari ikat pinggang ini terbuat dari material kulit sapi yang berkualitas tinggi dan khas. Biasanya kulit sapi yang digunakan adalah kulit sapi yang berwarna coklat polos.

14. Sabuk Othok

Sabuk Othok

Sabuk othok adalah ikat pinggang yang berasal dari Kota Reog atau Ponorogo. Bentuk dari sabuk ini hampir sama dengan bentuk katemang kalep.

Hanya saja warna kulit yang digunakan untuk membuat sabuk ini adalah berwarna hitam.

Sabuk othok ini biasanya digunakan sebagai pelengkap dari pakaian Warok Ponorogo.

15. Tarompah

Tarompah

Tarompah adalah alas kaki yang merupakan pelengkap dari sebuah pakaian adat yang terbuat dari bahan kulit sapi berkualitas.

Tarompah berbentuk terbuka dan longgar pada bagian ujung ketika dikenakan yang dilengkapi dengan penjepit.

Fungsi penjepit tersebut adalah untuk menjepit kaki pada bagian jari – jari kaki agar terasa lebih nyaman ketika menggunakan.

16. Senjata

Senjata

Senjata adalah aksesoris tambahan yang dijadikan sebagai pelengkap dari sebuah pakaian adat.

Senjata khas Jawa Timur adalah keris. Namun Madura juga memiliki senjata khasnya sendiri yaitu celurit.

Kesimpulan

Jadi pakaian adat dari Jawa Timur merupakan simbol bagi keutuhan budaya Jawa Timur itu sendiri.

Terdapat banyak sekali pakaian adat dari Jawa Timur ini. Salah satu yang terkenal adalah pesa’an madura yang digunakan oleh tukang sate.

Baca Juga: Pakaian Adat

Dengan mengenal berbagai macam pakaian adat dari Jawa Timur, maka anda juga dapat mengenal berbagai macam ragam budaya yang ada di Jawa Timur.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar

Alat Musik Tradisional Jawa Timur

Terdapat berbagai alat musik tradisional daerah yang terkenal di mancanegara, salah satunya yaitu yang berasal dari Jawa Timur.

Jawa Timur memang kaya akan budaya nya, ada tari reog ponorogo, rawon, dan lainnya.

Tetapi kali ini kita akan fokus kepada seni musiknya saja.

Perkembangan Seni Musik Daerah Jawa Timur

Seni Musik Daerah Jawa Timur

Jawa Timur adalah salah satu daerah yang meramaikan musik di nusantara. Seni musik didaerah Jawa Timur mempunyai perkembangan dengan berjalannya waktu.

Pada masa Hindu Budha musik yang digunakan oleh masyarakat Jawa Timur menggunakan alat-alat dari bahan alam yang berfungsi untuk mengiringi acara keagamaan.

Pada saat itu juga musik tradisional fungsinya mulai berkembang, yang awalnya hanya untuk acara keagamaan mulai berfungsi untuk hiburan dan kerjaan.

Salah satunya alat musik yang berkembang pada saat itu adalah gamelan yang mempunyai 5 kelompok. Pada masa masuknya agama Islam membuat musik didaerah Jawa Timur juga mulai beragam karena adanya pengaruh budaya dari Arab.

Salah satu contohnya adalah alat musik yang ditabuh. Lalu pada saat masuknya budaya dari Eropa saat penjajahan alat musik dari Jawa Timur Juga Mengalami perkembangan.

Karena banyaknya pengaruh dari luar alat musik dari jawa timur mempunyai instrumen yang khas dan bisa digabungkan dengan musik modern seperti R&B, Pop dan lain sebagainya.

Saat ini sudah banyak instrumen musik yang menggabungkan musik tradisional dan musik modern untuk melestarikan seni dan budaya Indonesia.

Seni dan Budaya Jawa timur

Jawa Timur mempunyai seni pementasan yang sudah sangat terkenal yaitu ketoprak dan ludruk. Untuk seni tari Jawa Timur mempunyai berbagai macam tarian yang terkenal seperti Reog Ponorogo.

Untuk dari bidang jenis musik Jawa Timur juga mempunyai berbagai jenis alat musik yang biasa mengiringi seni tari dan seni pertunjukan di daerahnya.

Macam Alat Musik Tradisional Jawa Timur

1. Bonang

Bonang

Alat musik tradisional yang pertama adalah Bonang, bonang tidak hanya berkembang didaerah Jawa tengah dan Jawa Barat saja, Jawa Timur juga mempunyai alat musik tersebut.

Cara menggunakan alat musik tersebut adalah memukul dengan alat yang khusus pada bagian yang menonjol dibagian atas bonang. Nama alat pemukul nya bernama bindhi dan bagian yang menonjol pada bonang bernama pencon.

2. Angklung Caruk

Angklung Caruk

Angklung caruk adalah salah satu alat musik yang berkembang didaerah Banyuwangi. Sama dengan angklung dari daerah lainnya yang berbahan dasar dari bambu.

Biasanya pada suatu kelompok angklung dimainkan oleh dua orang untuk mengadu kepiawaian nya. Harmonisasi sari angklung digunakan pada saat suasana kompetisi.

3. Kethuk Esri

Kethuk Esri

Kenthuk esri adalah salah satu alat musik dari jawa timur yang bentuknya mirip dengan gong. Jumlah dari alat musik kenthuk esri ada dua buah.

Cara menggunakannya adalah dengan memukul pada tonjolan nya. Kethuk esri terbuat dari bahan logam dan menghasilkan suara yang rendah.

4. Terompet Reyog

Terompet Reyog

Alat musik tradisional berikutnya adalah terompet reyog yang sering digunakan untuk mengiringi suatu seni tari reyog Ponorogo.

Cara memainkan alat musik tersebut sangat mudah yaitu dengan cara ditiup seperti terompet tapi suara yang dihasilkan oleh terompet reyog memiliki suara yang khas tersendiri.

5. Angklung Reog

Angklung Reog

Alat musik tradisional yang berikutnya adalah angklung reog yang biasanya mengiringi kesenian tari reyog Ponorogo.

Cara menggunakan angklung reog yaitu dengan cara menggoyangkan bambu hingga menghasilkan suara. Bahan bambu yang dipilih adalah dengan bambu yang mengeluarkan suara yang keras.

Ciri khas dari angklung reog yaitu memiliki suara yang lebih keras dari angklung lainnya dan mempunyai warna pada angklung nya.

6. Suling Bambu

Suling Bambu

Suling bambu adalah salah satu jenis ala musik yang dimainkan dengan cara ditiup. Suling bambu khas dari Jawa Timur mempunyai 6 lubang nada dan 1 lubang dibelakang.

Untuk memainkan suling bambu tersebut menggunakan teknik-teknik khusus untuk mencapai suatu nada tertentu. Suara yang dihasilkannya dari suling bambu sangat khas sehingga berbeda dengan suling sintetis.

7. Selompret

Selompret

Selompret merupakan salah satu alat musik yang dipengaruhi oleh budaya Eropa yaitu terompet. Cara penggunaannya juga sama yaitu dengan cara ditiup. Selompret biasa digunakan untuk mengiringi suatu seni tari didaerah Banyuwangi.

8. Kempul

Kempul

Kempul memiliki bentuk yang hampir mirip dengan gendang. Perbedaan dari gendang dan kempul adalah kempul memiliki suara yang lebih berat.

Kempul terbuat dari bahan kulit binatang untuk bagian tabuhan nya dan kayu untuk bagian badannya. Cara memainkan nya cukup mudah yaitu dengan cara menabuh pada bagian membran kulit binatang.

Instrumen yang dimainkan tergantung dengan keahlian dari seorang pemain dalam menabuh kempulnya.

9. Gendang Banyuwangi

Gendang Banyuwangi

Pada saat ini Banyuwangi mempunyai suatu variasi tersendiri pada seni musiknya. Gedang Banyuwangi Sering digunakan untuk mengiringi suatu pentas seni yang khas dari Banyuwangi.

Untuk menabuh gendang Banyuwangi harus mempunyai keahlian yang khusus.

10. Kluncing

Kluncing

Kluncing adalah alat musik yang dipengaruhi oleh budaya Eropa sehingga bentuk dari kluncing mirip dengan triangel. Bahan dari alat musik tersebut terbuat dari bahan logam.

Cara memainkan alat musik tersebut yaitu mirip dengan suling yang ditiup dan menggunakan jari untuk mengatur suatu nada yang akan dimainkan nya.

11. Saronen

Saronen

Saronen adalah salah satu alat musik tradisional Jawa Timur yang berasal dari Madura. Saronen mempunyai panjang 40 cm, cara menggunakan alat tersebut yaitu dengan cara ditiup dan mengatur nada menggunakan jari.

Saronen mempunyai tujuh buah lubang. Satu lubang berderetan dibelakang dan enam lubang berderetan didepan. Saronen saat dimainkan akan menghasilkan suara yang nyaring dan keras.

12. Ul Dhaul

Ul Dhaul

Ul Dhaul adalah salah satu alat musik yang berasal dari Madura, Ul dhaul pertama ditemakan tepatnya di Sumenep.

Cara menggunakan nya cukup mudah yaitu tinggal ditabuh, Ul Dhaul merupakan alat perkusi etnis yang berasal dari Jawa Timur.

Ul dhaul biasanya digunakan untuk mengiringi suatu seni tari dan juga pertunjukan didaerah Madura dan sekitarnya.

13. Kethuk Jaler

Kethuk Jaler

Kethuk Jaler adalah salah satu alat musik yang berasal dari Jawa Timur yang mirip dengan ketuk estri, perbedaan dari kedua alat musik tersebut adalah suara yang dihasilkan tentu saja berbeda.

Dibandingkan dengan alat musik kethuk estri, alat musik kethuk jales mempunyai suara yang lebih tinggi.

Dari uraian diatas dari penggunaan alat musik tradisional Jawa Timur biasa digunakan untuk mengiringi suatu kesenian khas Jawa Timur.

Alat musik tradisional Jawa timur juga kebanyakan dipengaruhi oleh berbagai suku dan etnis.

Dalam perkembangannya alat musik tradisional dipengaruhi oleh berbagai zaman. Sekian dari kami semoga bisa menambah pengetahuan untuk kita semuanya.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar