Adanya pendekatan saintifik pada saat kegiatan belajar mengajar memiliki tujuan supaya siswa dapat mempunyai kapabilitas di dalam hal berpikir (thinking skill) kritis, ilmiah serta analitis.
Pendekatan saintifik ini juga menjadi salah satu model pembelajaran yang memakai metode ilmiah pada saat kegiatan pembelajaran nya.
Cara yang dapat ditempuh supaya kapabilitas itu dapat tercapai yaitu dengan cara menerapkan 5M, yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah serta mengkomunikasikan.
Berikut ini akan kami bahas terkait pendekatan saintifik secara lebih lengkap, simak baik – baik ya.
Daftar Isi
Pengertian Pendekatan Saintifik
Berikut ini adalah pengertian pendekatan saintifik menurut beberapa ahli, antara lain:
a. Kemendikbud
Pendekatan saintifik (scientific approach) merupakan suatu model pembelajaran yang mana pada prosesnya mencangkup berbagai kaidah keilmuan. Mulai dari pengumpulan data dengan cara menanya, observasi, mengerjakan eksperimen, mengolah informasi maupun data, sampai mengomunikasikan.
b. Wikipedia
Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan yang wajib dipakai pada pembelajaran di Sekolah, baik itu dalam Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah, berdasarkan dengan aturan Kurikulum 2013 atau biasa disebut juga sebagai kerangka ilmiah pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum 2013.
c. Rusman
Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan ruang kepada peserta didik secara luas guna mengerjakan eksplorasi serta elaborasi materi pembelajaran. Dan mampu mengaktualisasikan kemampuan lewat berbagai kegiatan pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru.
Tujuan Pendekatan Saintifik
Model pembelajaran dengan memakai pendekatan saintifik mempunyai beberapa tujuan seperti:
1. Menciptakan Lingkungan Belajar Kondusif
Dengan menerapkan pendekatan satu ini, maka setiap pendidik berharap mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif lewat serangkaian kegiatan yang sudah dirancang dengan sistematis.
Dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, maka juga diharapkan akan terbentuk lingkungan belajar yang aktif serta produktif.
2. Meningkatkan Keterampilan Berpikir pada Tingkat Tinggi
Tujuan pendekatan satu ini salah satunya ialah guna meningkatkan sekaligus mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi kepada para peserta didik.
Kemampuan berpikir pada tingkat tinggi yang diharapkan yaitu seperti:
- Berpikir kritis,
- analitis,
- sintesis,
- dan mampu membuat inovasi atau ide original yang berhubungan dengan materi yang tengah dipelajari.
3. Meningkatkan Pemahaman Konsep
Di dalam praktiknya, pendekatan saintifik akan mengarahkan pada kegiatan pembelajaran guna menemukan sekaligus mengembangkan konsep dengan mandiri.
Peserta didik juga bisa mendapatkan konsep serta pemahaman secara bermakna lewat pendekatan satu ini.
Peserta didik atau siswa nantinya tak hanya menerima konsep pada wujud hafalan, namun juga akan memperoleh pemahaman secara mendalam pada konsep itu.
4. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sistematis
Pendekatan satu ini juga mempunyai ciri utama berwujud tahapan pembelajaran yang berlangsung berjalan dengan runtut serta sistematis.
Hal itu akan mendorong terjadinya peningkatan dalam kemampuan berpikir sistematis di dalam diri peserta didik.
Baik itu kemampuan pada memahami suatu masalah atau kamampuan untuk menyelesaikan masalah.
5. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Pendekatan jenis ini juga diharapkan mampu menciptakan proses belajar yang bisa memberikan stimulus terhadap para peserta didik supaya cenderung lebih aktif di dalam berkomunikasi melalui diskusi pemecahan masalah, penyampaian ide, diskusi pengolahan data, sampai cara mengomunikasikan hasil pembelajaran dengan lisan atau tulisan.
6. Meningkatkan Motivasi Belajar
Sebagai wujud kegiatan pembelajaran dengan pusatnya adalah peserta didik, maka diharapkan pendekatan satu ini dapat meningkatkan motivasi belajar.
Rangkaian dari pembelajaran yang mengharuskan peserta didik agar bisa lebih aktif serta inovatif ini juga bisa menciptakan suasana belajar yang tak monoton. Sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan.
Langkah – Langkah Pendekatan Saintifik
Berikut ini adalah beberapa langkah pendekatan saintifik yang perlu kalian ketahui, antara lain:
1. Mengamati (Observing)
Langkah pertama yang dilakukan dalam pendekatan ini ialah dengan proses mengamati.
Lewat pengamatan, maka setiap peserta didik mampu menjumpai suatu fakta jika ada hubungan antara objek pengamatan bersama materi pembelajaran yang tengah dipelajari dengan guru.
Aktivitas pengamatan ini juga bisa dikerjakan dengan cara memakai alat bantu maupun tidak.
Pengamatan yang menggunakan alat dapat dikerjakan dengan memakai alat – alat untuk aktivitas praktik seperti mikroskop atau lainnya.
Sementara apabila tidak memakai alat, maka dapat mengerjakan observasi secara langsung dengan cara:
- Mendengarkan penjelasan oleh guru.
- Menonton berbagai tayangan video maupun gambar yang relevan.
- Hingga mendengarkan informasi dari radio maupun sumber informasi yang lain.
Hasil belajar yang di dapatkan di dalam tahap ini bisa berbentuk perhatian peserta didik pada saat mengerjakan pengamatan pada sebuah objek, mendengar sebuah penjelasan, maupun membaca sebuah sumber tulisan.
Kalian juga bisa melihat hasil belajar dari peserta didik dari beberapa catatan yang dibuat pada saat proses pengamatan berlangsung.
Ketepatan waktu yang dipakai pada aktivitas observasi juga dapat dipakai sebagai wujud pencapaian hasil belajar mereka.
2. Menanya (Questioning)
Aktivitas menanya adalah salah satu kegiatan yang dikerjakan oleh peserta didik ketika membuat serta mengajukan pertanyaan yang relevan bersama materi yang tengah dipelajari.
Kegiatan satu ini mempunyai kaitan langsung bersama diskusi terkait informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang hendak didapatkan, maupun wujud klarifikasi dari informasi yang belum jelas.
Kalian juga harus mempunyai kesiapan yang matang di dalam menentukan cara maupun pemilihan media atau sarana yang sesuai dengan karakteristik setiap peserta didik dan relevan dengan materi. Sehingga peserta didik atau siswa akan tertarik serta terstimulus baik dalam proses kegiatan ini.
Hal itu juga yang akan mendorong banyaknya pertanyaan yang akan dilontarkan dari para peserta didik.
Dan di dalam kegiatan kali ini, hasil belajar yang bisa kalian cermati dari peserta didik ialah terkait bagaimana jenis serta kualitas pertanyaan yang muncul.
Jenis pertanyaan bisa berwujud pertanyaan konseptual, faktual, prosedural, maupun hipotetik.
Sebaiknya, kalian juga mempunyai kemampuan di dalam menganalisis jenis serta kualitas pertanyaan sehingga bisa mengerjakan penilaian pada pertanyaan yang diajukan dengan komprehensif.
3. Mengumpulkan Informasi/ Mencoba (Experimenting)
Kegiatan satu ini adalah lanjutan dari aktivitas bertanya pada tahap sebelumnya.
Di dalam prateknya, kegiatan satu ini bisa dikerjakan dengan cara menggali maupun mengumpulkan informasi dari beragam sumber dengan melalui berbagai cara.
Berbagai kegiatan yang ada pada tahap ini mencangkup:
- Aktivitas mengeksplorasi
- Berdiskusi
- Mencoba
- Mendemonstrasi
- Melakukan eksperimen
- Meniru
- Membaca sumber selain buku paket
- Wawancara narasumber
- Mengumpulkan data melalui angket
- Dan lainnya.
Hasil belajar yang bisa kalian amati dalam tahap ini ialah jumlah serta kualitas sumber informasi yang sudah dikaji oleh peserta didik, kelengkapan informasi yang telah dikumpulkan, validitas informasi yang didapatkan, dan juga instrumen yang dipakai pada saat pengumpulan data atau informasi.
4. Menalar (Assosiating)
Tahapan penalaran adalah sebuah proses berpikir yang logis serta sistematis pada berbagai fakta yang bisa diamati untuk mendapatkan simpulan di dalam wujud pengetahuan.
Kegiatan yang bisa dikerjakan dalam tahap ini diantaranya yaitu:
- Mengolah informasi yang sudah terkumpul.
- Menganalisis data dengan cara membuat kategori atau pengelompokan.
- Mengaitkan antara fenomena/ informasi ke dalam sebuah pola.
- Dan terakhir adalah membuat kesimpulan.
Pendidik nantinya bisa mengarahkan para peserta didik pada saat mengerjakan diskusi yang berhubungan dengan topik yang sedang dibahas.
Secara lebih lanjut, seorang pendidik juga bisa mengerjakan penilaian di dalam tahap ini dengan wujud proses mengembangkan interpretasi, argumentasi dan juga kesimpulan terkait informasi dari dua fakta maupun konsep.
Di tahap berikutnya, pendidik juga harus mampu memberikan penilaian pada kemampuan peserta didik di dalam mensintesiskan argumentasi dan juga pembuatan kesimpulan berhubungan dengan jenis fakta, konsep, maupun pendapat.
Tak hanya itu, hasil belajar lainnya bisa juga berwujud struktur baru, argumentasi, pengembangan interpretasi, dan penarikan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta atua konsep dari dua sumber maupun lebih yang tidak bertentangan.
5. Mengomunikasikan (Communicating)
Di dalam tahap akhir, seorang pendidik juga akan memberikan kesempatan pada para peserta didik guna mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang sudah dikerjakan.
Peserta didik nantinya bisa mengomunikasikannya dalam wujud laporan/ makalah yang mana isinya memuat diagram, bagan, maupun grafik.
Di tingkat lebih lanjut, peserta didik juga bisa menyusun hasil pembelajaran dalam wujud laporan tertulis serta menyajikannya dengan sistematis mulai dari hasil, proses, sampai kesimpulan secara lisan dengan mempresentasikannya di hadapan kelas.
Hasil belajar yang bisa dilihat dari tahap ini ialah kemampuan di dalam soal menyajikan hasil analisis dalam wujud grafik, tulisan, media elektonik, atau wujud kreatif yang lain.
Adapun wujud fisik yang bisa guru nilai secara langsung seperti karya ilmiah, laporan tertulis, maupun video yang diunggah dalam media sosial.