Puisi merupakan sebuah karya sastra berwujud tulisan yang didalamnya terkandung irama, rima, ritma, dan lirik dalam setiap baitnya.
Umumnya, pengertian puisi tersebut juga mengungkapkan perasaan penyair yang dikemas dengan bahasa imajinatif untuk menambah kualitas estetis pada makna semantis.
Puisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Masing-masing jenis puisi tersebut tentu memiliki ciri-ciri dan struktur yang berbeda.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut seputar puisi, disini Yuksinau akan menjelaskannya.
Daftar Isi
Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
Para ahli mempunyai pengertian tersendiri dalam menafsirkan puisi, berikut pengertiannya:
1. H.B. Jassin
Menurut H.B. Jassin, pengertian puisi adalah suatu pengucapan dengan sebuah perasaan yang didalamnya mengandung suatu fikiran-fikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.
2. Waluyo
Waluyo berpendapat, pengertian puisi merupakan suatu karya sastra dengan gaya bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberikan irama dengan suara bunyi yang padu dan pemilihan sebuah kata-kata kias (imajinatif).
3. Usman Awang
Usman Awang memiliki pendapat tersendiri mengenai pengertian puisi, menurutnya puisi bukanlah suatu nyanyian orang putus asa yang mencari suatu ketenangan dan kepuasan dalam puisi yang ditulisnya.
4. Theodore Watts-Dunton
Theodore Watts-Dunton mengemukakan, pengertian puisi yaitu suatu ekpresi yang kongkret dan bersifat artistik dari sebuah pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
5. William Shakespeare
Sedangkan William Shakespeare mengungkapkan, bahwa puisi adalah lirik karena membingungkan berbagai bentuk, seperti perbuatan rumit dengan emosi sendiri dan pandangan penulis.
Unsur Unsur Puisi
Unsur puisi dibagi berdasarkan strukturnya menjadi dua, yaitu struktur batin dan struktur fisik. Berikut penjelasannya:
Struktur Batin
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi, terdiri dari beberapa hal seperti:
1. Tema (Sense)
Tema adalah unsur utama pada puisi karena berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Tanpa tema, maka sebuah puisi akan terlihat tidak bermakna.
2. Rasa (Feeling)
Rasa merupakan sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Umumnya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair. Misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, pengalaman sosial, jenis kelamin, dan lain-lain.
3. Nada (Tone)
Nada berkaitan erat dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair mampu menyajikan suatu pusi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.
4. Tujuan (Intention)
Tujuan atau amanat adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada pembaca atau pendengar.
Struktur Fisik
Struktur fisik puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, terdiri dari beberapa hal seperti dibawah ini:
1. Perwajahan Puisi (Tipografi)
Tipografi merupakan bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, hingga halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pemaknaan isi puisi itu sendiri.
2. Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Puisi berisi sedikit kata namun kaya akan makna, maka dari itu pilihlah kata secermat mungkin.
3. Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji mampu mempengaruhi audiens dan seolah olah merasakan apa yang dialami sang penyair.
4. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata yang dapat ditangkap dengan indra, sehingga mampu menimbulkan imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang mampu menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Umumnya, gaya bahasa yang dikenakan pada puisi berbentuk majas seperti majas metafora, simile, anafora, paradoks, dan lain sebagainya.
6. Rima atau Irama
Rima atau irama yaitu persamaan bunyi di awal, tengah, maupun akhir puisi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi, beberapa bentuk rima seperti:
- Onomatope: Tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya ‘ng’ yang mengandung efek magis.
- Bentuk intern pola bunyi: Yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.
- Pengulangan kata: Penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.
Jenis Jenis Puisi
Jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan jamannya. Selengkapnya, simak penjelasan dibawah ini:
Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku. Puisi ini bercirikan khas melayu dan lahir sebelum penjajahan Belanda.
Aturan-aturan puisi lama
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
Ciri-ciri puisi lama
- Pengarang puisi tidak diketahui karena beredar dari mulut ke mulut
- Menyebar luas dari mulut ke mulut sehingga disebut sastra lisan
- Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata, maupun irama
Jenis-jenis puisi lama
- Syair: Puisi yang terdiri dari empat baris dengan bunyi akhiran yang sama.
- Pantun: Bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima akhir ab-ab.
- Mantra: Ucapan-ucapan yang diyakini memiliki kekuatan magis.
- Karmina: Pantun kilat yang mana bentuknya lebih pendek dari pantun.
- Gurindam: Puisi yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama.
- Seloka: Pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik dan berisi pepatah.
- Talibun: Pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki irama abc-abc.
Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang lebih bebas, baik dari segi bait, suku kata, maupun rima. Puisi baru lebih terpengaruh dengan khas gaya bahasa eropa.
Ciri-Ciri puisi baru
- Bentuknya rapi, simetris
- Memiliki persajakan akhir (yang teratur)
- Sebagian besar puisi empat seuntai
- Banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain
- Tiap-tiap barisnya terdiri atas gatra (kesatuan sintaksis)
- Tiap gatranya terdiri atas 4 sampai 5 suku kata
Jenis-jenis puisi baru berdasarkan isinya
- Balada: Sajak sederhana yang menceritakan cerita rakyat yang mengharukan, yang terkadang dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.
- Ode: Puisi lirik yang berisi sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema serius.
- Himne (gita puja): Sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan kepada Tuhan atau Dewa.
- Romansa: Jenis puisi cerita yang berisikan luapan perasaan cinta kasih.
- Epigram: Puisi yang berisikan tuntunan atau ajaran hidup.
- Satire: Puisi yang mengenakan gaya bahasa yang berisi sindiran atau kritik dan disampaikan dalam bentuk ironi, parodi, atau sarkasme.
- Elegi: Syair atau nyanyian yang didalamnya terkandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.
Jenis-jenis puisi baru berdasarkan bentuknya
- Distikon: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 2 baris (puisi dua seuntai).
- Terzina: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 3 baris (puisi tiga seuntai).
- Kuatren: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 4 baris (puisi empat seuntai).
- Kuint: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 5 baris (puisi lima seuntai).
- Sekstet: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 6 baris (puisi enam seuntai).
- Septima: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 7 baris (puisi tujuh seuntai).
- Oktaf/ Stanza: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 8 baris (puisi delapan seuntai).
- Soneta: Puisi yang terdiri atas 14 baris yang dibagi menjadi 2, yang mana 2 bait pertama masing-masing 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing tiga baris.
Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer merupakan jenis puisi yang berusaha keluar dari ikatan konvensional dari puisi itu sendiri. Jenis puisi ini menyesuaikan pada perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan tentang irama, gaya bahasa, dan hal-hal lainnya yang umumnya ditemui pada puisi lama dan baru.
Berikut yang termasuk dalam puisi kontemporer:
- Puisi mantra: Puisi yang diambil dari sifat-sifat mantra.
- Puisi konkret: Puisi yang lebih mementingkan bentuk grafis (wajah dan bentuk lain) dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.
- Puisi mbeling: Puisi yang sudah tidak mengikuti aturan dan ketentuan puisi pada umumnya.
Contoh Puisi
Dari sekian banyaknya jenis puisi, disini kami akan memberikan contoh puisi karangan Chairil Anwar dengan judul “Aku”.
AKU
Kalau sampai waktuku
Aku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Pada masa anak-anak, tepatnya saat bersekolah di bangku SD kelas 3, tentu kita sudah dikenalkan dengan yang namanya puisi. Artikel ini dibuat untuk memperdalam pemahaman mengenai puisi, dan dapat dijadikan sumber referensi dalam mengarang puisi yang baik dan benar.
Satu pemikiran pada “Pengertian Puisi”