Siklus batuan menerangkan kaitan antara jenis batuan penyusun lapisan bumi, yakni batuan beku, sedimen, serta metamorf.
Proses dari pembentukan planet bumi ini juga tak lepas dengan peran penting bebatuan. Proses pelapukan batuan ini menandai adanya kehidupan itu bermula.
Seperti bunyi hukum alam yang menyatakan bahwa elemen tak bisa diciptakan maupun dimusnahkan, namun hanya diubah menuju wujud lain.
Ada beberapa jenis batuan yang berada di lingkungan kita. Batu – batuan itu terus berubah secara simultan serta mengalami proses siklus batuan.
Daftar Isi
Pengertian Siklus Batuan
Siklus batuan merupakan sebuah proses yang menggambarkan perubahan dari magma yang membeku karena adanya pengaruh cuaca sampai menjadi batuan beku, kemudian sedimen, batuan sedimen serta batuan metamorphic hingga pada akhirnya berubah ke dalam bentuk magma kembali.
Batuan beku juga bisa disebut sebagai “nenek moyang” sebab batuan lainnya terbentuk dari hasil beragam perubahan terhadap batuan beku.
Dengan begitu, siklus batuan ini juga bisa diartikan sebagai proses perubahan antara sebuah kelompok batuan menjadi kelompok batuan yang lainnya.
Siklus batuan ini pertama kali dikemukakan oleh James Hutton di abad ke 18.
Mekanisme Siklus Batuan
Berikut adalah proses atau mekanisme pada siklus batuan, yaitu:
1. Pembekuan Agama
Siklus batuan ini dimulai dari terbentuknya batuan beku akibat dari adanya pembekuan atau pendinginan magma pada bentuk lelehan silikat.
Lelehan silikat lalu mengalami proses penghabluran melalui erupsi gunung berapi.
Magma yang erupsi hingga menuju permukaan bumi disebut sebagai magma ekstrusif, sementara yang tidak disebut sebagai magma intrusif.
2. Pelapukan Batuan Beku
Batuan beku yang keluar dari gunung berapi itu lalu tersingkap pada permukaan bumi serta bersentuhan dengan atmosfer atau hidrosfer.
Hal tersebut yang menimbulkan batuan beku mengalami terjadinya pelapukan dan menjadi hancur.
3. Pergerakan Batuan
Batuan beku yang sudah hancur itu lalu akan berpindah atau bergerak sebab adanya aliran air (baik di atas maupun bawah permukaan) dan juga angin.
Pergerakan satu ini akan berlangsung secara terus menerus.
4. Sedimentasi
Hasil pergerakan batuan beku yang telah hancur tersebut lalu mengendap pada tempat – tempat tertentu sampai menumpuk kemudian mengeras kembali.
Proses satu ini disebut sebagai sedimentasi yang nantinya juga akan menghasilkan batuan sedimen.
Hal satu ini disebabkan adanya perekatan senyawa mineral terhadap larutan batuan tersebut (pergerakan batuan bersama air).
5. Metamorfis
Jika batuan sedimen ini terjadi peningkatan tekanan atau suhu karena pengendapan, maka akan berlangsung perubahan terhadap bentukan batuan itu.
Penyesuaian lingkungan akan menimbulkan batuan sedimen berubah wujud menjadi batuan malihan / batuan metamorf.
6. Pencairan Magma Kembali
Batuan metamorf yang telah terbentuk seiring berjalannya waktu nantinya akan mengalami peningkatan tekanan serta suhu sehingga akan kembali meleleh serta berubah menjadi magma.
Kemudian siklus batuan tersebut akan terulang kembali.
Jenis – Jenis Batuan
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, penjelasan terkait siklus ini berhubungan dengan jenis batuan.
Siklus batuan menerangkan kaitan antara jenis batuan penyusun lapisan bumi seperti batuan beku, sedimen, serta metamorf.
Nah berikut ini penjelasan masing – masing untuk setiap jenis batu tersebut:
1. Batuan Beku
Batuan beku atau juga disebut sebagai batuan igneous berasal dari bahasa latin “ignis” yang berarti api.
Hal tersebut disebabkan batuan beku terbentuk dari adanya magma yang mendingin kemudian mengeras.
Pada batuan beku sendiri juga terbagi ke dalam tiga kelompok jenis yang berbeda, antara lain:
a. Berdasarkan Struktur Batuan
Berdasarkan dengan struktur batuannya, batuan beku dibagi lagi ke dalam dua jenis yang berbeda, yaitu:
- Batuan Beku Ekstrusif
Adalah batuan beku dimana dalam proses pembekuannya berlangsung di permukaan bumi. Melibatkan struktur seperti sheeting joint (berbentuk lapisan), masif (seragam), pillow lava (bergumpal), dan yang lainnya.
Contoh: Riolit, andesit, dan basalt. - Batuan Beku Intrusif
Adalah batuan beku dimana proses pembekuannya ada dalam kantung – kantung magma.
Contoh: Granit, sienit, diorite, dan lainnya.
Pada batuan bentuk intrusif ini meliputi dua bentuk, yaitu:- Diskordan
Yakni struktur yang memotong berbagai lapisan batuan di sekitarnya. Terdiri dari batholith (dapur magma beku), gang / korok (tipis & panjang), apofisa (cabang – cabang dari gang), serta diatrema (pengisi cerobong gunung api). - Konkordan
Yakni struktur sejajar berbagai lapisan batuan di sekitarnya. Terdiri dari laccolith (berbentuk kubah), sill (lembaran yang sejajar), lopolith (berbentuk cekung), serta paccolith (menempati sinklin atau antiklin).
- Diskordan
b. Berdasarkan Kandungan Silikat / Kuarsa
Dilihat dari kandungan silikat / kuarsa, batuan beku terbagi ke dalam tiga jenis yang berbeda, antara lain:
- Batuan Beku Asam (Granitis)
Mineral SiO2 tinggi, sementara mineral MgO rendah. - Batuan Beku Intermediet (Andetis)
Mineral SiO2, sementara MgO relatif seimbang. - Batuan Beku Basa (Basaltis)
Mineral SiO2 rendah, sementara mineral MgO tinggi.
c. Berdasarkan Tempat Pembekuannya
Dilihat dari tempat pembekuannya ketika siklus berlangsung, maka jenis batuan beku ini dibagi lagi menjadi tiga jenis yang berbeda, antara lain:
- Batuan Beku Dalam (Plutonik / Intrusive)
Adalah batuan beku yang mana pada waktu siklus terjadi, tempat pembekuannya terletak jauh di dalam permukaan bumi. Proses siklus pembekuannya ini paling lambat. - Batuan Beku Korok
Adalah suatu batuan beku yang mana dalam proses berlangsungnya siklus, tempat pembekuannya terletak dekat dengan lapisan kerak bumi. - Batuan Beku Luar (Vulkanik / Ekstrusif)
Adalah batuan beku yang dihasilkan di permukaan bumi. Pada siklus ini, prosesnya sangat cepat, sehingga bisa terbentuk menjadi kristal.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah jenis batuan beku dimana ketika berlangsungnya siklus mengalami pengikisan, pelapukan, serta pengendapan sebab adanya pengaruh cuaca lalu diangkut oleh tenaga alam seperti angin, air, maupun gletser serta diendapkan pada tempat yang lain yang lebih rendah.
Pada batuan sedimen sendiri juga terbagi ke dalam empat kelompok jenis yang berbeda, antara lain:
a. Berdasarkan Proses Siklusnya
Dilihat dari proses siklusnya, batuan sedimen dibagi lagi menjadi tiga jenis yang berbeda, antara lain:
- Batuan Sedimen Klastik
Jenis ini hanya mengalami proses siklus mekanik tanpa melewati proses siklus kimiawi disebabkan tempat pengendapannya masih sama dengan susunan kimiawinya. - Batuan Sedimen Kimiawi
Jenis batuan ini terbentuk lewat proses siklus kimiawi. Sehingga jenis batuan ini hanya melewati perubahan susunan kimiawinya.
Proses siklus kimiawi yang terjadi yaitu: CaCO3 + H2O + CO2 Ca (HCO3)2 - Batuan Sedimen Organik
Jenis batuan ini di dalam proses siklus pengendapannya memperoleh pengaruh dari organisme lain seperti tumbuhan. Sehingga dapat dikatakan bisa terjadi sebab adanya pengaruh organisme dalam siklus pembentukannya.
b. Berdasarkan Tempat Endapannya
Dilihat dari tempat endapannya, batuan ini memiliki beberapa macam, seperti:
- Batuan Sedimen Teistrik (Darat)
Ketika siklus terjadi dan diendapkan di darat. - Batuan Sedimen Marine (Laut)
Ketika siklus terjadi dan diendapkan di laut. - Batuan Sedimen Fluvial (Sungai)
Ketika siklus terjadi dan diendapkan di sungai. - Batuan Sedimen Limnik (Rawa)
Ketika siklus terjadi dan diendapkan di rawa.
c. Berdasarkan Tenaga Siklus
Dilihat berdasarkan tenaga siklusnya, jenis batuan ini juga terbagi ke dalam empat macam berbeda, seperti:
- Batuan Sedimen Aeris / Aeolis (Tenaga Angin)
Proses dari siklusnya dipengaruhi oleh angin. - Batuan Sedimen Aqualis (Tenaga Air)
Proses dari siklusnya dipengaruhi oleh air. - Batuan Sedimen Glasial (Tenaga Es)
Proses dari siklus nya dipengaruhi oleh es. - Batuan Sedimen Marine (Tenaga Air Laut)
Proses dari siklusnya dipengaruhi oleh laut.
d. Berdasarkan Cara Pengendapan
Jenis batuan sedimen dilihat dari cara pengendapan dibagi menjadi dua macam, yaitu:
- Hancur Mengendap (Endapan Klastik / Endapan Mekanis)
Contoh: Batuan breksi, batu pasir, konglomerat, serpih, serta napal. - Larut Mengendap
Contoh: Batuan evaporit (secara langsung mengalami penguapan) serta batu bara (prosesnya lama).
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf ini mengalami perubahan akibat dari adanya tekanan serta suhu baik berasal dari batuan beku maupun batuan sedimen.
Contoh: Batuan granit menjadi gneis (beku) serta batu kapur menjadi marmer (sedimen).
Untuk faktor yang mempengaruhinya yaitu tekanan, suhu, waktu, dan fasa fluida.
Berdasarkan faktor pembentuknya, batuan metamorf terbagi ke dalam empat jenis yang berbeda, antara lain:
- Batuan Metamorf Kataklastik
Adalah jenis batuan metamorf yang melewati deformasi mekanis, yakni dua blok batuan yang melewati pergeseran satu serta lainnya pada sepanjang zona sesar atau patahan. Jenis satu ini sangat jarang ditemukan. - Batuan Metamorf Kontak
Adalah jenis batuan yang terjadi pada dekat intrusi magma / batuan beku pada suhu yang tinggi serta pada cakupan yang tak luas. Batuan yang dihasilkan kerap kali berbutir halus tanpa adanya foliasi. - Batuan Metamorf Dinamo (Metamorfosis Regional)
Batuan ini tercipta dari adanya faktor tekanan serta waktu yang lama. Contohnya terbentuk dari sedimen tanah liat yang tertimbun batuan pada bagian atasnya dalam kurun waktu yang lama.
Contoh: Batu sabak (slate), schist, serta gneisses. - Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis
Pada jenis batuan ini kontak terjadi adanya penambahan bahan lain ketika perubahan batuan metamorf kontak serta dinamo.
Contoh: Kuarsa menjadi batu topaz.
Contoh Jenis Batu
Berikut ini adalah contoh dari ketiga jenis batuan yang sudah dijabarkan di atas, antara lain:
Jenis Batu | Contoh |
---|---|
Batuan beku dalam | Granit, Diorit, Senit |
Batuan beku luar | Basal, Apung, Andesit |
Batuan sedimen klastik | Konglomerat Breksi, Pasir |
Bataun sedimen kimiawi | Halid, Fraternit, Gips |
Batuan sedimen Organik | Bara, Karang, Gambut |
Batuan sedimen aeris | Seris, Barchan, Bukit pasir |
Batuan sediemen glacial | Monera, Drumdin, Gletser |
Batuan sedimen aquatic | Gosong pasir, Natural levee, Lempung |
Batuan sedimen marine | Terumbu karang |
Batuan metamorf kontak | Marmer, Kuarsit, Tanduk |
Batuan metamorf Dinamo | Sabale, sekis, Filit |
Batuan metamorf Thermal-Pneumatolik | Genes, Amfibiolit, Grafit |