Contoh Teks Berita Tentang Lingkungan

PT MAG Ditunjuk menjadi Biang Pencemaran di Sungai Avur Budug

PT MAG merupakan salah satu pabrik kertas yang ada di Kecamatan Kesamben, Jombang. Dan akhirnya resmi ditetapkan menjadi biang pencemar Sungai Avu Budug.

Pernyataan tersebut telah diterbitkan pasca sejumlah penyelidikan yang menjumpai adanya bukti pelanggaran pabrik sebab mereka membuang limbahnya ke dalam sungai.

Pernyataan itu juga turut dinyatakan secara langsung oleh Kepala Balai Gakkum KLHK untuk kawasan Bali, Jawa, NTB serta NTT, Muhammad Nur, jika gelar perkara sudah diselenggarakan di hari Senin, 9 Desember 2019 silam.

Penyelidikan juga menjumpai adanya 2 pipa tersembunyi dengan diameter 4 dim yang diduga telah dipakai untuk membuang limbah ke arah sungai.

Tak hanya itu saja, IPAL juga tak berfungsi sebagaimana SOP yang telah ditetapkan namun produksi tetap berjalan.

Hal tersebut membuat Air Sungai Avur Budug tercemar oleh limbah klorin serta belerang yang membuat warnanya menjadi hitam kecoklatan.

Bupati Madukara Kembali Memberikan Penghargaan Adiwiyata

Bupati dari Kota Madukara yang bernama Bapak Bambang Yohanes kembali memberikan penghargaan adiwiyata untuk berbagai sekolah yang bisa menjaga kebersihan lingkungannya secara baik.

Penghargaan satu ini diberikan pada SDN 1 Sukamaju yang dibuktikan mampu untuk mengajak para siswa untuk membuat lingkungan yang bebas dari adanya sampah plastik.

Penghargaan dari adiwiyata itu juga telah diserahkan kemarin pagi tepatnya di tanggal 12 Agustus 2019.

Bapak Bambang Yohanes pun menambahkan apabila telah sepatutnya hal itu menjadi contoh untuk beberapa sekolah lainnya.

“Dengan mengendalikan pemakaian sampah plastik, kita pun turut serta di dalam pencegahan terjadinya global warming”, ujarnya.

Program yang telah dikerjakan oleh Bapak Bambang Yohanes satu ini telah terbukti dapat memberikan banyak perubahan positif untuk berbagai sekolah yang ada di kawasannya.

Beliau pun akan terus berupaya dalam menciptakan lingkungan yang bersih serta sehat untuk menunjang kemajuan pendidikan dan juga kesehatan.

Beliau juga menambahkan “Sekolah yang nyaman tentu bisa meningkatkan konsentrasi belajar para siswa”.

Sungai Tercemar, Masyarakat Tuntut untuk Ganti Rugi

Sebanyak 200 warga yang asalnya dari tiga kecamatan di kawasan kabupaten Tulang Bawang Lampung telah memadati kantor Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda).

Mereka berdatangan di dalam rangka untuk mengajukan pengaduan pencemaran sungai Terusain yang dikerjakan oleh PT Teguh Wibawa Bhakti Persada.

Akibat dari adanya pencemaran sungai yang dikerjakan oleh perusahaan itu telah membuat ikan yang ada di dalam keramba warga mati sehingga akan diprediksi mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah.

PT Teguh Wibawa Bhakti Persada merupakan suatu perusahaan yang terletak di kawasan Kampung Gunung Batin Baru, Terusain Nunyai, Lampung Tengah.

Perusahaan satu ini juga memperoleh izin usaha dari Bupati Lampung. Yang mana perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan singkong menjadi tepung tapioka.

Di dalam waktu sehari, perusahaan satu ini dapat memproduksi tepung tapioka hingga 70 – 80 ton. Limbah hasil pengolahan tepung tapioka itulah yang diduga mencemari sungai Terusain.

Pendapat mereka tak tanpa alasan, sebab menurut dari salah satu warga yang bernama Suhendro sejak pada bulan Januari 2008 air sungai telah berwarna kuning serta menimbulkan bau yang tidak sedap.

Keadaan tersebut juga membuat ikan – ikan yang berada di dalam keramba milik warga mati. Padahal selama ini, usaha budidaya ikan yang ada di keramba adalah sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar sungai Terusain.

Warga tersebut telah menuntut ganti rugi sebesar 20 miliar rupiah. Jumlah tersebut nantinya akan dipakai untuk mengganti kerugian pemilik 264 keramba apung, 400 hektar tambak tradisional serta 280 nelayan.

Namun, oleh pihak perusahaan merasa enggan untuk menuruti tuntutan itu. Di mana mereka hanya bersedia untuk memberikan ganti rugi sebanyak 2 miliar rupiah.

Pihak perusahaan pun menghitung setiap keramba warga seharga 400 ribu rupiah.

Padahal menurut penuturan dari warga, ongkos untuk pembuatannya dapat menghabiskan dana sekitar 1 juta rupiah.

Perbedaan pendapat itulah, yang membuat kepala bagian umum CV Sinar Laut Group (induk dari PT Teguh Wibawa Bhakti Persada) mengkaji ulang variabel kerugian.

Palangkaraya Kembali Diselubungi Asap Akibat Kebakaran Hutan

Kota Palangkaraya serta sekitarnya telah kembali diselubungi oleh kabut asap.

Yang membuat, kegiatan berkendara di kawasan satu ini sangat terganggu sebab adanya jarak pandang hanya berkisar antara 50 – 100 meter.

Walaupun memiliki jarak pandang yang menipis, masyarakat tetap menjalankan kegiatan sehari – hari dengan menggunakan masker.

Kabut asap yang semakin pekat ini diduga terjadi karena adanya pembakaran lahan gambut.

Warga tak hanya mengeluhkan kabut asap yang mengganggu kegiatan mereka. Namun, mereka pun mengeluhkan gangguan di dalam tubuh yang berupa pusing serta sesak napas diakibatkan oleh kabut asap.

Tak hanya itu, proses belajar mengajar di dalam beberapa sekolah Palangkaraya pun ikut terganggu.

Sejak 2 hari lalu, beberapa sekolah yang ada di Palangkaraya juga sudah meliburkan siswa selama waktu 5 hari.

Sungai Ciliwung Kembali Meluap dan Tenggelamkan 2 Desa

Banjir bandang pun kembali melanda di beberapa desa yang ada di wilayah ibu kota Jakarta.

Bencana yang terjadi secara tahunan ini dikarenakan adanya meluap nya sungai Ciliwung akibat hujan yang tidak kunjung berhenti dari pukul 19.00 – 09.00 WIB.

Hal itu juga membuat 2 desa tenggelam serta banyak keluarga yang mengungsi ke kampung sebelah.

Dikutip dari data yang ada, ada sekitar kurang lebih 137 kepala keluarga yang kehilangan rumahnya sebab bencana banjir ini.

Sementara itu, pihak pemerintah merespon dengan cepat keperluan para pengungsi dengan cara memberikan obat -obatan, makanan, air bersih, minuman dan pakaian.

Bencana serupa pun sempat melanda desa ini di waktu dua tahun yang lalu.

Namun, akibat yang ditimbulkan tak separah tahun ini yang mana 2 desa tenggelam dengan 137 kepala keluarga kehilangan rumah disana.

Terjadinya musibah banjir tahunan seperti ini diduga dikarenakan adanya kebiasaan masyarakat pinggiran sungai Ciliwung yang membuang sampah secara sembarangan.

Kebiasaan tersebut lah yang membuat sungai semakin dangkal.

Indonesia Darurat Bencana, Gempa Kembali Guncang Lombok

Bencana kembali melanda salah satu daerah yang ada di negara Indonesia.

Pada waktu belakangan ini, sudah terjadi bencana besar berwujud gempa bumi dengan kekuatan 7 skala richter yang mengguncang kota Lombok.

Panik pun langsung dirasakan oleh masyarakat Lombok yang segera mengungsi menuju dataran tinggi sebab terdapat informasi peringatan potensi terjadinya tsunami.

Gempa bumi dengan kekuatan 7 skala richter ini mengguncang pada pukul 18.46 waktu Indonesia tengah.

Lokasi pusat gempa diperkirakan terletak di jarak 18 km barat laut Lombok timur serta mempunyai kedalaman 15 kilometer.

Besarnya dari skala gempa tersebut, kabarnya terkait berlangsungnya tsunami ditambah lagi dengan listrik yang mati total sontak membuat warga panik serta memilih untuk mengungsi.

Namun, untuk meredakan rasa panik, pihak BMKG pun mencabut peringatan tsunami satu jam kemudian.

Gempa dengan skala tinggi satu ini pun turut mengakibatkan air laut naik di beberapa wilayah seperti: Pelabuhan Carik Lombok Utara, Lembar Lombok Barat, dan Bada Sumbawa.

Sementara itu, gempa susulan pun masih terus terjadi sampai berita ini disampaikan.