Secara singkat, teks cerita sejarah merupakan sebuah bacaan yang isinya berhubungan dengan penjelasan dari suatu fakta yang sudah berlangsung di masa lalu.
Teks cerita sejarah ini menunjukan jika cerita itu bukanlah cerita biasa, tetapi cerita yang memiliki nilai sejarah yang disertai bukti yang nyata.
Daftar Isi
Pengertian Cerita Sejarah
Teks cerita sejarah merupakan teks yang menceritakan atau menjelaskan mengenai fakta serta peristiwa di masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu sehingga memiliki nilai sejarah.
Adapun pengertian cerita sejarah lainnya yaitu:
Teks cerita yang didasari dengan berbagai catatan peristiwa masa lampau kemudian dikembangkan berdasarkan bukti – bukti yang ada sehingga menjadi teks kenyataan sejarah.
Teks cerita sejarah pada umumnya menceritakan tentang:
- Peristiwa bersejarah yang mempunyai dampak besar pada masa mendatang.
- Latar belakang berlangsungnya peristiwa besar tersebut.
- Asal – usul hal yang memiliki nilai sejarah.
- Perkembangan sejarah dari suatu hal.
Di dalam jenis teks ini telah dirangkum peristiwa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, seperti tengah membaca suatu cerita.
Melalui teks ini, catatan peristiwa serta manuskrip sejarah yang dikemas menjadi tulisan yang populer.
Teks ini dapat kalian jumpai pada ensiklopedia, buku, internet, majalah, surat kabar, serta tulisan yang ada di museum.
Struktur Teks Cerita Sejarah
Di dalam menulis cerita sejarah, terdapat tiga struktur yang harus kalian perhatikan agar teks sejarah ditulis dengan baik dan benar, antara lain:
1. Orientasi
Di bagian orientasi berisi terkait pengenalan atau pembukaan yang ada di dalam teks cerita sejarah.
Pada umumnya berisikan penjelasan singkat dari kejadian yang sedang diceritakan.
2. Insiden / Urutan Kejadian
Di bagian ini berisi terkait rekaman peristiwa sejarah yang berlangsung kemudian disampaikan menurut waktu urutan kejadian dari awal sampai akhir peristiwa tersebut.
Urutan kejadian ini juga menjadi bagian pokok dari cerita sejarah yang pada umumnya ditulis secara rinci sehingga pembaca lebih mudah untuk memahami hal terjadi di masa lalu.
3. Reorientasi
Reorientasi adalah bagian akhir yang ada pada teks cerita sejarah.
Pada umumnya, di bagian ini isinya terkait komentar pribadi dari si penulis itu sendiri akan peristiwa yang ditulis.
Tetapi ada juga beberapa teks cerita sejarah yang tidak memiliki tambahan bagian penutup ini. Dan hal tersebut sah – sah saja sebab bagian ini hanya opsi atau pilihan.
Fungsi Teks Cerita Sejarah
Berikut adalah beberapa fungsi dari teks cerita sejarah, antara lain:
- Fungsi instruktif, merupakan alat bantu di dalam dunia pembelajaran.
- Fungsi edukatif, merupakan dapat dijadikan sebagai petunjuk serta pelajaran kehidupan kepada manusia dalam berperilaku.
- Fungsi inspiratif, merupakan dapat memberikan imajinasi, inspirasi, serta kreatifitas untuk keberlangsungan hidup berbangsa & bernegara agar menjadi lebih baik lagi.
- Fungsi rekreatif, merupakan dapat memberikan rasa gembira serta senang kepada para pembaca.
Ciri – Ciri Teks Cerita Sejarah
Berikut adalah beberapa ciri atau karakteristik dari suatu teks cerita sejarah, diantaranya ialah sebagai berikut:
- Isinya berupa sebuah fakta yang pernah terjadi.
- Disajikan sesuai dengan kronologis atau urutan kejadian atau urutan peristiwa.
- Memiliki struktur penulisan seperti: Orientasi, urutan peristiwa, dan reorientasi.
- Bentuk teks jenis ini merupakan teks cerita sejarah (recount).
- Pada umumnya sering menggunakan konjungsi temporal.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
1. Memakai Pronomina
Pronomina atau juga dikenal sebagai kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda atau menamai seseorang ataupun sesuatu secara tidak langsung.
Contoh:
- Kata ganti orang pertama tunggal.
Contoh: Saya, beta, aku, sahaya. - Kata ganti orang pertama jamak.
Contoh: Kita, kami. - Kata ganti orang kedua tunggal.
Contoh: Kamu, kau, engkau, dikau, anda. - Kata ganti orang kedua jamak.
Contoh: Kalian. - Kata ganti orang ketiga tunggal.
Contoh: Dia, beliau, ia, -nya. - Kata ganti orang ketiga jamak.
Contoh: Mereka.
2. Memakai Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah kata yang menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa, waktu, serta tempat.
3. Memakai Verba Material
Verba material adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukkan suatu kegiatan yang menggunakan fisik ketika melakukannya.
Contoh: Membaca, melempar, mendorong, menulis, dan yang lainnya.
4. Memakai Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal atau juga dikenal dengan kata sambung waktu ini berfungsi untuk menata urutan – urutan peristiwa yang diceritakan.
Contoh: Kemudian, lalu, setelah, dan yang lainnya.
5. Menggunakan Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah suatu kalimat yang terdiri dari dua kalimat atau lebih yang digabungkan menjadi satu kalimat.
Contoh di dalam suatu kalimat:
- Pada akhirnya, negara Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada konferensi yang diselenggarakan di Den Haag.
Keterangannya:
- “Pada akhirnya”: Ket
- “Belanda”: S
- “Mengakui”: P
- “Kedaulatan Indonesia”: O
- “Dalam konferensi”: Ket
- “Yang diselenggarakan di Den Haag”: Ket
Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi
Berikut adalah perbedaan antara sejarah fiksi dengan sejarah non-fiksi, antara lain:
Sejarah Fiksi:
- Memberikan sajian kehidupan yang sesuai dengan pandangan si penulis.
- Pengembangan karakter tokoh yang tidak sepenuhnya diungkapkan.
- Gambaran dari kehidupan batin seorang tokoh secara lebih dalam.
- Jalan cerita yang disusun dengan berdasarkan dunia nyata.
Sejarah Non-Fiksi:
- Gambaran dari kehidupan seorang tokoh yang ditulis secara lengkap dan berdasarkan fakta.
- Tersusun berdasarkan oleh fakta yang objektif.
- Menyajikan tentang kehidupan sesuai dengan data dan juga fakta yang ada.
Perbedaan Teks Sejarah dan Novel Sejarah
Secara singkat, teks sejarah berisi suatu fakta, sedangkan teks cerita & novel sejarah merupakan imajinasi atas fakta.
Berikut adalah analisis dari perbedaan antara novel sejarah dengan teks sejarah, antara lain:
Teks Sejarah | Novel Sejarah |
---|---|
Dituntut guna menyajikan berbagai hal faktual yang benar – benar ada / pernah terjadi. | Bebas dalam menyajikan sesuatu yang tidak pernah terjadi. |
Sejarawan wajib dalam menyampaikan apa adanya, sesuai realita, dan tidak boleh direka / ditambah – tambahkan. | Novelis bebas sepenuhnya untuk menciptakan tulisan sesuai dengan imajinasinya terkait kapan, apa, siapa, serta dimana. Tetapi tetap mempunyai hubungan dengan situasi / tokoh sejarah. |
Hubungan diantara fakta satu dengan yang lainnya butuh untuk direkonstruksi, setidaknya meliputi adanya topografis / kronologinya. | Imajinasi serta kemampuan si penulis yang mewujudkan cerita sebagai suatu koherensi yang mempunyai hubungan dengan situasi sejarah. |
Sejarawan harus dapat memberikan bukti jika yang diceritakan pada masa kini bisa dilacak eksistensinya pada masa lalu. | Tidak terikat ke dalam fakta sejarah sepenuhnya, khususnya untuk hal terkait siapa, apa, kapan dan dimana, tidak memerlukan bukti atau saksi. |
Sejarawan terikat dengan fakta terkait apa, siapa, kapan, serta dimana Pelaku – pelaku, kaitan antar pelaku, keadaan, situasi hidup, serta kondisi masyarakat secara universal juga harus sesuai dengan kenyataan yang ada. | Pelaku atau tokoh, situasi, hubungan, serta keadaan masyarakat bisa berasal dari imajinasi yang hanya mempunyai relevansi dengan sejarah. |
Unsur – Unsur Teks Cerita Sejarah
Berikut ini terdapat beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam teks cerita sejara, terdiri atas:
1. Unsur Intrinsik
Merupakan berbagai untuk yang secara langsung membangun suatu teks cerita sejarah.
Berikut adalah unsur intrinsik yang ada di dalam teks cerita sejarah, antara lain:
- Tema, merupakan ide pokok dari sebuah cerita. Pada teks cerita sejarah tema yang biasa ditulis merupakan tokoh agama, pejuang, asal mula sebuah tempat, dan yang lainnya.
- Alur (Plot), adalah serangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
- Alur maju, serangkaian kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadian / bergerak ke depan.
- Alur mundur, serangkaian kejadian yang urutannya tidak sesuai dengan kejadian / bergerak mundur (flashback).
- Alur campuran, serangkaian peristiwa yang urutannya campuran antara alur maju dengan alur mundur.
- Penokohan merupakan pelukisan gambaran jelas terkait seorang tokoh dalam suatu cerita. Biasanya tokoh yang dipakai yaitu pahlawan nasional / tokoh penting di suatu daerah.
- Sudut pandang, adalah sarana atau cara pandangan yang dipakai si pengarang untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar serta beragam peristiwa yang terjadi. Di dalam teks cerita sejarah, sudut pandang yang dipakai adalah orang ketiga, yakni si pengarang.
- Latar, adalah sebuah gambaran dari sebuah cerita teks cerita sejarah, bisa berwujud tempat, waktu atau suasana pada saat kejadian berlangsung.
2. Unsur Ekstrinsik
Nurgiyantoro (2009: 23), unsur ekstrinsik merupakan unsur yang ada di luar karya fiksi serta dapat mempengaruhi lahirnya karya tetapi tidak menjadi bagian dalam karya fiksi itu sendiri.
Pada pengkajian terkait teks cerita sejarah, berikut adalah beberapa unsur ekstrinsiknya, antara lain:
- Rekaman kebesaran, ketinggian, serta kegemilangan pemerintah. Teks cerita sejarah lahir di Istana serta dikarang oleh penulis golongan istana yang memiliki daya kreatif tinggi dalam merekam kebesaran, ketinggian, serta gemilangan pemerintah.
- Dari segi corak penceritaan, cerita sejarah di dalamnya terkandung dua corak penceritaan yakni fakta sejarah & mitos.
- Unsur bias, yakni ciri sikap bias dari pengarang / penyalin pada peristiwa yang diceritakan.
- Unsur keagamaan, contoh di Indonesia banyak sejarah yang merujuk kepada perkembangan agama.
- Unsur politis, pada umumnya memiliki konflik terkait perebutan kekuasaan / daerah kekuasaan yang berkaitan dengan politik.
- Unsur ekonomi, pada umumnya mengisahkan kehidupan ekonomi pada zaman itu, contohnya berdagang, mencari ikan & bertani.
- Unsur sosial, pada umumnya terdapat jenjang social, contohnya antara raja dengan rakyat atau antara penguasa dengan rakyat.
Jenis – Jenis Teks Cerita Sejarah
Jenis dari teks cerita sejarah dibagi menjadi dua kategori yang berbeda, yakni sejarah fiksi dan sejarah non-fiksi.
Di bawah ini adalah penjelasan selengkapnya:
1. Sejarah Fiksi
Di dalam sejarah fiksi terbagi menjadi 4 jenis yang berbeda, antara lain:
a. Cerpen
Cerpen merupakan cerita pendek yang berbentuk prosa naratif fiktif.
Tulisan cerpen ini cenderung padat serta langsung kepada tujuannya, daripada dibandingkan dengan karya fiksi lainnya yang lumayan panjang.
b. Novel
Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis dengan cara naratif dan pada umumnya berbentuk cerita.
Penulis novel disebut sebagai novelis.
c. Roman
Roman atau juga dikenal dengan kisah percintaan merupakan jenis karya sastra yang bentuknya prosa dimana di dalamnya melukiskan perbuatan pelakunya sesuai dengan watak serta jiwanya masing – masing.
d. Legenda
Legenda adalah suatu cerita prosa rakyat yang dianggap oleh sebagian orang merupakan sesuatu hal yang benar – benar terjadi.
2. Sejarah Non-Fiksi
Di dalam sejarah non-fiksi terbagi menjadi 4 jenis yang berbeda, antara lain:
a. Autobiografi
Autobiografi adalah keterangan hidup atau kisah dari seseorang yang ditulis oleh orang itu sendiri.
b. Biografi
Biografi adalah suatu keterangan kehidupan seseorang yang dituliskan oleh orang lain.
c. Catatan Sejarah
Catatan sejarah adalah suatu teks yang mengisahkan fakta atau peristiwa di masa lalu serta menjadi latar belakang sesuatu yang memiliki nilai sejarah.
d. Cerita Perjalanan
Cerita perjalanan adalah teks yang mengisahkan terkait suatu perjalanan.
Cara Menulis Teks Cerita Sejarah
Supaya proses menulis teks cerita sejarah lebih mudah dan teratur, berikut kami berikan cara atau tips untuk menulis cerita sejarah, antara lain:
- Mencari ide gagasan di dalam Wacana yang isinya bergam sejarah, dengan begitu kalian akan lebih mudah untuk membuat orientasi yang menjadi pengenalan dari suatu kejadian.
Caranya yakni dengan mencari jawaban 5W 1H di dalam Wacana itu.
Contoh: Apa yang sedang terjadi? Kapan hal itu berlangsung? Siapa yang terlibat di dalam peristiwa itu? Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi? Dan Mengapa peristiwa itu bisa berlangsung? - Menganalisa urutan peristiwa dengan cara mengidentifikasi masalah serta menuliskan kronologi peristiwa secara bertahap.
- Mengulas kembali isi teks itu serta menulis ulang dengan memakai bahasa sendiri sesuai dengan analisa struktur paragraf yang sudah dilakukan sebelumnya.
Pada bagian ini opsional, yang artinya boleh ada maupun tidak disertakna. - Menyempurnakan teks dengan cara memperhatikan tata bahasa sesuai EYD agar lebih mudah dipahami oleh para pembaca.
Contoh Teks Cerita Sejarah
Silahkan kunjungi laman contoh teks cerita sejarah untuk informasi selengkapnya.
Manfaat banget nih, thanks gan
Alhamdulillah kalau materi teks cerita sejarah diatas bisa bermanfaat, saya ikut senang
Terima kasih.. ?
Terima kasih sangat bermanfaat?
Trima kasih
Terima kasih, bermanfaat untuk saya ?
Terimakasih?
Makasih
Terima kasih banyak ya
Sebelumnya terimakasih atas ilmunya. Dan juga saya ijin bertanya, di dalam sejarah fiksi mengapa karakter tokoh tidak sepenuhnya terungkap?
Alhamdulillah bermanfaat bangett
terima kasih, bermanfaat sekali kak:) hehe… semoga kakak selalu mendapat perlindungan dari Allah dan sehat selalu agar bisa memberi banyak informasi kepada khalayak ramai. semangat terus ya kak…
Makasih. Sangat bermanfaat:)
Membantu banget saat buku B.indo saya hilang 🙂
Wahh!! Terimakasih admin! Materinya lengkap sekali! ?
Izin copas